Rajawali Sakti

ProduserSugiri, S Soetrisno
SutradaraSisworo Gautama
PenulisDarto Joned, Ganes TH
PemeranJohny Kokong, WD Mochtar, Tina Juhara, Parto Tegal, Septia Rini, Supi Rachman
Warna Warna
Bahasa utama Indonesia
Sinopsis
Dirgantara Putra alias Tara (Johny Kokong) turun gunung meninggalkan guru yang mendewasakannya dan memberinya ilmu. Ia juga berniat mencari tahu siapa dirinya lewat potongan kalung yang dibawanya saat ia diselamatkan sang guru waktu kecil 20 tahun lalu.
Di suatu desa ia bentrok dengan anak buah Mandar (WD Mochtar), tuan tanah kejam dan serakah. Mengetahui anak buahnya kalah oleh Tara, maka Mandar berniat mencari centeng baru yang lebih jago. Diadakanlah sayembara dengan pertarungan. Yang menang dijadikan centeng. Di saat terakhir Tara masuk arena. Ia berniat jadi centeng untuk mengetahui kalung yang dikenakan putri Mandar, Nila (Tina Juhara). Tara tak tahan dan lalu berbalik menentang Mandar ketika harus berbuat kejam terhadap Rasyid (Parto Tegal), yang dipaksa menyerahkan tanahnya. Rasyid dan istrinya meninggal, tapi anak perempuannya, Sari (Septia Rini) lolos, ditolong guru Tara dan dilatihnya. Tara sendiri ditangkap dan dikurung tanpa diberi makan.
Nila kasihan dan menyuruh pembantu setianya (Supi Rachman), untuk memberi makan. Pada pembantu ini, Tara menyatakan ingin bertemu Nila untuk urusan kalung. Saat bertemu, berceritalah sang pembantu. Tara dan Nila masih beribu sama. Ayah Tara dibunuh Mandar, karena menginginkan ibu Tara, yang lalu dipaksa kawin dan melahirkan Nila. Habis bercerita, sang pembantu tewas dilempar golok Mandar. Tara tiba-tiba pulih kekuatannya dan mendobrak tembok kurungan. Pada saat bersamaan Sari datang membantu. Berdua mereka menghabisi anak buah Mandar, sebelum akhirnya berduel dengan Mandar, yang entah bagaimana terjadi di tepi pantai. Mandar tewas.
Catatan
Johny Kokong, Septia Rini, dan Advent Bangun adalah karateka Dan I dan II. Sejumlah karateka Dan I dan II lain juga ikut main.
Data tidak lengkap atau salah?
Bantu kami melengkapi/membenarkan data di laman ini. Kami sangat menghargai setiap data yang Anda bagi dengan kami. Silakan lihat laman Kontribusi untuk keterangan lebih lanjut.
Produser Langitku Rumahku (1989) merasa tidak mendapat perlakuan wajar dalam peredaran, hingga membawanya ke pengadilan.
Komentar