Artikel/Berita Komite Seleksi FFI 2010 Menambah Dua Judul Film Pilihan

Berita 17-11-2010

Oleh Yan Widjaya

Pada pukul 15.00 wib, Selasa siang  16 November 2010, di Ruang Sidang Pleno BP2N, Gedung Film Lantai 5, Jl MT Haryono Kav 47-48, Pancoran, Jakarta Selatan, Komite Festival FFI 2010 menyatakan permohonan maaf secara terbuka atas beberapa kesalahan prosedural terkait dengan keputusan Komite Seleksi Jumat, 12 November 2010. Di antaranya adalah penetapan delapan film pilihan yang akan dinilai oleh Dewan Juri. Menurut Buku Pedoman FFI Bab III Pasal 3 butir 5: Komite Seleksi menetapkan sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) judul film dan sebanyak-banyaknya 15 (lima belas) judul. Untuk memenuhi persyaratan ini Komite Seleksi menambah dua judul film lagi: Red Cobex dan Sehidup (Tak) Semati.

“Juga dipublikasikannya Catatan Komite Seleksi yang seharusnya diserahkan kepada Dewan Juri sebagai catatan dalam proses penjurian, serta berlangsungnya kegiatan tanya jawab dan diskusi formal atas hasil keputusan Komite Seleksi yang seharusnya dilakukan setelah seluruh proses kerja penjurian selesai, yaitu setelah pelaksanaan pengumuman pemenang Piala Citra FFI 2010,” demikian ujar Labbes Widar yang didampingi Deddy Mizwar. Dalam hal ini Labbes Widar bertindak sebagai Kordinator Bidang Festival KFFI, dan Ketua BP2N Deddy Mizwar selaku Pengarah/Penasihat KFFI. Labbes mengakui kelalaiannya, ”Segala hal yang berakibat lahirnya Keputusan Komite Seleksi sepenuhnya tanggung jawab kami.” Kelalaian ini diamini Deddy Mizwar, ”Ini kecerobohan dan ketololan kami. Jadi mau dihajar rame-rame ya kami pasrah saja deh!”

Sikap PPFI dan 2 Film Tambahan

Sehari sebelumnya, PPFI (Persatuan Produser Film Indonesia) membahas masalah film-film pilihan Komite Seleksi di lantai 4, PPHUI, Kuningan. Yang hadir antara lain Raam Punjabi (Ketua), Firman Bintang (SekJen), Chand Parwez Servia, Harris Lasmana, Harry Simon, Hatoek Soebroto, Manoj Punjabi, Ody Mulya Hidayat, Zairin Zain, serta Ilham Bintang dan Adi Surya Abdi (dua yang belakangan ini sebagai anggota Dewan Pertimbangan Organisasi). Hasilnya mereka mengajukan surat kepada Komite FFI. Isinya: pertama, mendesak agar Komite Seleksi memperbaiki kekeliruan mereka. Kedua, sebelum perbaikan, Dewan Juri diminta jangan dulu bekerja.

Ternyata sebelum surat dari PPFI tiba, Komite FFI telah bertindak. KFFI meminta Komite Seleksi untuk bekerja menaati Buku Pedoman FFI 2010. Komite Seleksi menanggapi secara positif. Mereka bekerja kembali yang hasil akhirnya diserahkan kepada KFFI pada pukul 11.00 WIB, Selasa 16 Februari 2010.

Komite Seleksi menetapkan 10 (sepuluh) Film Pilihan untuk dinilai oleh Dewan Juri Film Cerita Panjang FFI. Selengkapnya:

Dalam menetapkan sepuluh Film Pilihan tersebut, Komite Seleksi tetap berpegang teguh pada visi, mekanisme dan dinamika penjurian guna memilih film-film yang secara utuh dinilai baik, yakni yang memiliki tema dan gagasan (sudut pandang) yang bagus, disampaikan melalui cerita yang focus, komprehensif, lancar dan menarik serta disajikan dengan standar kualitas sinematografi yang terjaga. Urutan kesepuluh judul tersebut bukan berdasarkan peringkat melainkan sesuai dengan abjad.

Selanjutnya setelah libur Hari Raya Idul Adha 1431 H, 17 November 2010, Dewan Juri yang dipimpin oleh Salim Said, akan mulai bekerja dengan menonton kesepuluh judul film tersebut bertempat di sebuah Teater Setiabudi 21, Kuningan. Anggota juri lain: Rima Melati, Marselli Sumarno, Seno Gumira Adjidarma, Nur Hidayat, Anto Hoed, dan Jujur Prananto.

Komite Seleksi

Komite Seleksi Film Cerita Panjang dipimpin oleh Viva Westi dengan sekretaris Abduh Azis, beranggotakan German G Mintapradja, Totot Indarto, dan Dedi Setiadi. Mereka menyeleksi 54 film sejak 26 Oktober sampai dengan 12 November.

Yang menjadi perhatian berbagai kalangan, Sang Pencerah (film terlaris tahun 2010 dengan penjualan hampir 1,1 juta tiket), tak masuk dalam daftar Film Pilihan. Untuk ini dalam catatannya, Komite Seleksi menjawab, ”Beberapa cerita mencoba menampilkan biografi orang besar dengan pretensi yang besar pula. Upaya ini patut dihargai mengingat kisah-kisah semacam diharapkan mampu memberikan inspirasi kepada penontonnya. Tetapi patut disayangkan, biografi yang dimaksud baru sampai pada penggambaran peristiwa-peristiwa penting yang dialami sang tokoh, tanpa upaya lebih untuk menghadirkan visi dan tafsir yang lebih terbuka mengenai kompleksitas karakter yang diangkat terkait dengan semangat jaman ketika sang tokoh hidup serta benang merahnya dengan kekinian.”

Tambah lagi: ”Biografi orang besar yang difilmkan juga punya tingkat kesulitan tinggi, terutama mengenai detil dan fakta-fakta historis yang tidak dapat ditawar-tawar. Kesalahan fakta-fakta historis yang ditampilkan otomatis mengurangi kredibilitas film tersebut. Hal ini yang paling nampak dari beberapa film tersebut.”

Batam

Untuk mengetahui film-film serta unsur-unsur yang masuk unggulan, pengumumannya akan dilaksanakan di Batam, yang akan ditayangkan secara langsung oleh RCTI pada hari Minggu, 28 November 2010. Seminggu kemudian direncanakan acara puncak penganugrahan Piala Citra pada 6 Desember 2010 di Jakarta.