Artikel/Sosok Naldy Nazar Haroen: Ini Filmnya Wanna B

Sosok Amalia Sekarjati 14-09-2011

Naldy Nazar Haroen ketika diwawancara FI di acara Press Screening 'Masih Bukan Cinta Biasa' | Jakarta, September 2011 (Foto: FI)Salah satu nama penting di balik Wanna B Pictures adalah Naldy Nazar Haroen, sang produser. Ia bercerita bagaimana Wanna B Pictures berdiri. “Awalnya, saya bertemu dengan Deddy Mizwar dan Zairin Zain. Saya berdiskusi bagaimana jika ingin berpartisipasi dan membuat film Indonesia yang dapat menghibur dan berkualitas. Saya banyak belajar dari mereka dan mereka juga mendukung.” Wanna B Pictures telah merilis dua film yaitu Bukan Cinta Biasa (BCB, 2009) dan Dilema Cinta 2 Hati (DC2H, 2010). Wanna B Pictures akan menambah daftar filmnya dengan menayangkan Masih Bukan Cinta Biasa (MBCB) mulai 15/9/2011.

Sebelum Wanna B Pictures berdiri, Wanna B lebih dulu ada sebagai label atau perusahaan rekaman musik. Perusahaan ini berawal dari bisnis kafe yang memberikan fasilitas studio rekaman instan: pelanggan bisa menyanyi dan merekam suaranya dalam bentuk CD. Kemudian, pada tahun 2007 dikembangkan menjadi perusahaan rekaman profesional, sampai akhirnya menjadi rumah produksi untuk film Indonesia.

Naldy menjelaskan bahwa Wanna B Pictures tidak hadir begitu saja tanpa konsep yang membedakannya dari rumah produksi lain. “Saya nggak mau membuat film dengan tema yang aneh-aneh. Saya lebih mau memproduksi film yang dekat kepada realita. Di situlah saya mulai tertarik dan mencoba dengan konsep bahwa saya harus konsisten dengan warna saya sendiri sehingga orang bisa bilang, “Oh, ini filmnya Wanna B. Ini Wanna B banget.” Ia juga menambahkan bahwa Wanna B akan lebih fokus memproduksi film keluarga.

Ternyata ada pula ciri Wanna B Pictures bila dilihat dari pemilihan pemain. Hal ini dibenarkan oleh Naldy. “Saya mencari, bukan mengandalkan artis yang sudah terkenal. Visi misi Wanna B adalah menjadikan seseorang dari yang bukan siapa-siapa. Kami mencari terus yang baru. Saya ingin film-film ini bisa memberikan kesempatan agar yang baru ini bisa tampil. Setiap pemain itu, saya cari karakternya. Saya tidak mencari orang yang harus terkenal. Saya cari betul yang sesuai dengan tuntutan skenario.”

Karakteristik ini terlihat dari pemilihan Ferdy Taher pada film BCB, yang lebih dikenal sebagai vokalis salah satu band Indonesia. Olivia Jensen pun mendapatkan peran pertamanya lewat film BCB. Pola ini kemudian diulangi lagi pada film MBCB dengan terlibatnya Axel Andaviar. Di film ini ia harus berperan sebagai anak muda yang urakan, bertato, akrab dengan musik rock. Hal-hal itu telah melekat pada dirinya sehari-hari. Pengisi soundtrack film ini pun merupakan penyanyi baru bernama Zefanya Siahaan atau Anya. Pilihan-pilihan ini menunjukkan bahwa Wanna B menerapkan posisi yang sama antara label rekaman dan rumah produksinya: mencari bintang baru.

Untuk MBCB sendiri, Naldy mengatakan bahwa peredaran film ini akan dimulai dengan 55 copies. Ia menggandeng Benni Setiawan, peraih dua piala Citra pada FFI 2010, sebagai sutradara sekaligus penulis. Ia cukup optimis film ini bisa diterima oleh publik. “Ekspektasi saya setidaknya bisa sama dengan film pertamanya. (Film BCB meraih 482.204 penonton berdasarkan data FI). Namun, yang penting bagi saya adalah apakah orang senang menontonnya atau tidak. “ ujar Naldy.