Sinopsis

Film ini berusaha memotret Rangkasbitung dari aktivitas-aktivitas masyarakat yang diwakili oleh sosok dua orang penjual tahu: Kiwong dan Iron. Dua tokoh ini dapat dianalogikan sebagai potret dua pemuda yang hidup di pasca Reformasi 1998 dari sebuah kota berjarak 120 kilometer dari Jakarta. Kota yang terkenal oleh buku Multatuli itu sepertinya begitu lambat tumbuh di antara hingar-bingar pembangunan pasca Reformasi.

Kiwong dan Iron adalah dua pemuda sederhana yang memilih hidup sebagai pedagang tahu, sementara tetap memegang teguh mimpi-mimpinya. Kiwong bermimpi menjadi pemuda yang lebih baik dan menjadikan keluarganya hidup lebih baik dari masa sebelumnya. Sedangkan Iron percaya bahwa musik adalah anugerah tuhan. Ia ingin terus mengembangkan fantasi musiknya di jalur 'underground'. 

Catatan

Situs web resmi: http://dongengrangkas.akumassa.org/