Sinopsis

Lima pemuda, Enop, Kanip, Yosep, Minggus (kemudian diganti Suroso), dan Dodi,  bermimpi menjadi pemain band. Cerita berisi tentang usaha mereka mewujudkan impian itu. Pada awalnya mereka mengusahakannya dengan alat-alat sederhana, seperti drum yang dibuat seperti gendang dari kulit rusa atau juk (cuk/ukulele) dari batang pohon. Akhirnya mereka membentuk grup band dengan nama Walef alias kangguru dalam bahasa Marind, salah satu suku di Merauke.

Muncul persoalan cinta segitiga di antara anggota band dengan Selvi yang membantu mereka mendapatkan alat band dengan membuat proposal pada bupati. Juga soal pengunduran diri Minggus. Dodi dan Yosep menemukan Suroso untuk mengganti Minggus. Kanip dan Enop kurang setuju lantaran Suroso orang Jawa. Suroso menjelaskan bahwa walau beda suku mereka punya tujuan sama. Masalah lain lagi: Suroso menyukai Santi tapi ternyata Santi sudah tunangan.

Untuk mewujudkan mimpi, mereka berniat mengikuti festival band di kota Merauke. Masalah lagi: Dodi yang mabuk mengisengi seorang cewek, kemudian digebuki orang. Mereka berlima ditangkap polisi. Ternyata orangtua cewek yang digoda Dodi adalah orang yang dibantu mereka saat kendaraannya mogok. Akhirnya mereka dibebaskan. Sesampai mereka di tempat festival, ternyata kegiatan sudah selesai.

Catatan

Seluruhnya dikerjakan oleh anak Papua asli, berlokasi di Muting, Merauke. Hanya ditayangkan selama tiga hari di Gedung Kebudayaan Merauke dengan surat izin dari Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kab. Merauke. 1000 keping DVD-nya dalam dua minggu terjual habis di Papua, bahkan bajakannya beredar di Ambon, Makassar dan Manado. Film ini diproduksi oleh rumah produksi lokal dan disponsori oleh perusahaan-perusahaan swasta Merauke. Pengambilan gambar dilakukan dengan peralatan seadanya. Dari film ini lahir bintang top di Papua yaitu Dodi Mahuze yang kemudian juga bermain di sejumlah acara televisi dan film Lost in Papua. Endang Triastuti Gebze adalah runner up Putri Papua 2008