Sinopsis

Dasar kisah tidak berbeda jauh dengan kisah yang berasal dari novel, lenong, maupun film yang pernah dibuat sebelumnya (Lihat Njai Dasima I). Perbedaannya pada penonjolan adegan erotis: ada ciuman buah dada terbuka, ada buah dada terbuka tanpa ciuman, ada kain terlepas meninggalkan pantat. Mungkin bisa dibilang film paling berani mempertunjukkan adegan seks pada waktunya. Sutradara mempunyai argumen sendiri untuk adegan-adegan itu. Antara lain untuk memperkokoh alasan dan bangunan psikologis tokoh-tokohnya. Hal ini pula yang membedakan kisah Dasima ini dengan Dasima yang sebelumnya: lebih banyak konflik psikologis dan sosial dibanding konflik cinta akibat guna-guna. Umpamanya, betapa terasing Dasima (Chitra Dewi) dalam pergaulan Edward William (A. Hamid Arief) dan kawan-kawannya, hingga ia memilih pergi dari rumah gedung dan tinggal di rumah pembantunya, Mak Buyung (Fifi Young) di kampung. Tokoh Samiun (WD Mochtar) dan Hayati (Sofia WD), juga diberi latar belakang yang lebih masuk akal. Samiun adalah pedagang barang-barang gelap yang terjerat hutang. Sedang Hayati adalah perempuan gila judi. Ketika kepepet tidak bisa bayar hutang, maka Samiun minta kawannya Puasa (Wahid Chan) untuk pura-pura merampok dirinya bersama Dasima yang saat itu hendak pulang ke kampungnya, setelah hartanya diludeskan Samiun dan Hayati. Dasima dibunuh. Samiun dan Puasa ditangkap polisi. Nancy (Astri Ivo), anak Dasima dan William, diajak ayahnya pergi ke negerinya.

Catatan

Misbach Jusa Biran menarik namanya sebagai penulis cerita dan skenario film ini, karena produser mengubah cerita-skenario tanpa konsultasi. Meski demikian, dalam credit title masih tercantum namanya.Sumber:- Kompas, 17/5, 1971.- Tempo, 20/3, 1971.Kopi VHS judul ini dapat diakses dari Koleksi Sinematek Indonesia.