Gento
Warok Guno Seco
Penulis skenario
Sutradara
Sinopsis

Kadipaten Trenggalek tak pernah aman. Kerusuhan bersumber dari ulah Warok Guno Seco. Untuk mengatasinya, sesepuh kabupaten menyarankan agar putra tunggal bupati, Subroto, dikawinkan dengan Suminten, anak Guno Seco. Begitu surat lamaran disampaikan, Guno langsung memerintahkan anak buahnya supaya tidak lagi merampok. Tapi, soal belum selesai. Subroto menolak usul ayahnya. Ia pergi dari kabupaten dan sempat memergoki Warsiah yang sedang diperkosa Gento, anak buah Guno. Subroto turun tangan. Perkosaan terhindar. Apalagi ayah Warsiah, Warok Suro Menggolo, datang membantu.

Subroto jatuh cinta pada Warsiah dan membawanya ke kadipaten. Guno marah, apalagi Suminten jadi gila karena gagal kawin dengan Subroto. Kadipaten di"sirep", hingga ia leluasa masuk dan menggorok leher Warsiah. Beruntung Suro Menggolo cepat datang dan memulihkan Warsiah. Suro lalu menantang duel Guno. Guno kalah, tapi ia menantang duel lagi 40 hari kemudian. Guno bertapa dan dapat kesaktian baru. Suro juga bertapa di tepi pantai bersama Warsiah dan Subroto. Sebuah pecut sakti datang dari laut, tapi ia tak boleh membunuh. Maka pecut diserahkan pada Warsiah sesuai petunjuk gaib, dan menyalurkan tenaga dalamnya pada Subroto dan Warsiah yang berhasil menghabisi Guno.

Melihat peristiwa ini, Gento lalu mengadu pada Warok Singo Kobra, yang punya jimat Wesi Kuning. Bujukan berhasil. Singo menantang Suro, yang khawatir akan jimatnya itu. Suro menggunakan siasat. Subroto yang ganteng disuruh merayu Singo, yang senang "gemblak". Jimat berhasil dicuri. Tanpa jimat, Subroto dan pecut Warsiah berhasil menghabisinya.

Catatan

Adaptasi dari repertoar populer ketoprak yang biasanya berjudul "Suminten Edan" atau "Warong Suro Menggolo".