Ateng, seorang pemuda perantau dari Jember, bekerja di perkebunan pala, Minahasa Utara. Budaya Minahasa Utara didominasi oleh identitas homogen di dalam sebuah sistem keyakinan tertentu. Hal tersebut tampak dari simbol-simbol yang menghiasi halaman rumah-rumah penduduk di sepanjang jalan. Dalam homogenitas budaya tersebut, Budiono, nama asli dari Ateng, bisa diterima oleh warga untuk bekerja dan tinggal di sebuah rumah perkebunan. Di perantauan, Ateng tak bisa memungkiri keterikatan dirinya dengan identitas leluhurnya. Hal itu muncul dari alam bawah sadarnya, ia dirasuki leluhurnya sendiri. Dialog dalam peristiwa kesurupan itu mempertegas identitas asal usulnya. Sebuah bentuk komunikasi yang tak terjembatani akibat perbedaan bahasa. Identitas asal merupakan hal yang selalu hadir dan menyertai Ateng di mana pun ia berada.
Sinopsis