Penata artistik
Hendrik Maulana
Penata suara
Sinopsis

Sebuah melodrama keluarga dengan imbuhan nasionalisme khas Sophan Sophiaan yang tampak dari dialog-dialognya maupun tema lagu "Indonesia Tanah Pusaka" yang menjelujuri seluruh film. Hendrik Maulana, pegawai staf lokal KBRI Belanda, dan istrinya, Nona, seorang Indo, kembali ke tanah air. Hendrik sadar bahwa di negerinya ia harus kerja keras untuk membiayai keluarga, karena itu ia sempat belajar sebagai pengatur lalu lintas udara sebelum pulang. Ternyata tetap terjadi benturan kultural maupun ekonomis atas keluarga itu. Anak-anaknya harus menyesuaikan diri di sekolah maupun kampung. Demikian juga Nona yang sempat menyesal datang ke Indonesia yang kaya tapi tak bisa memberi penghargaan layak pada suaminya. Dengan latar belakang seperti itu, kisahnya bergulir karena anak kedua mereka, Eka yang selalu jadi kambing hitam dalam keluarga, lari. Pencarian ke mana-mana tak membuahkan hasil. Eka tertarik pada seorang penjual es yatim piatu yang bisa menghidupi diri. Ia ikut kegiatan berdagang itu, sampai akhirnya ia terserang tifus, dan kawan penjual esnya melapor pada Hendrik dan Nona. Maka kembali utuhlah keluarga Hendrik-Nona dan ketiga anaknya.

Catatan

Dari cerita pendek berjudul "Jangan Menangis Mama", pemenang sayembara cerpen Femina, karya Makmur Hendrik.Kopi 35 mm / VHS judul ini dapat diakses dari Koleksi Sinematek Indonesia.