Sinopsis

Kehidupan Laisa dan keluarganya di Lembah Lahambay tidak mudah. Sebagai anak tertua dari lima bersaudara, Laisa harus merawat ibu dan adik-adiknya, Dalimunte, Ikanuri, Wibisana, dan Yashinta. Mereka semua bekerja keras, mulai dari menyadap karet di hutan, mengambil kayu, menganyam topi pesanan dll.

Dengan keadaan seadanya dan fisik tak terlalu sempurna, Laisa membawa perubahan bagi keluarganya dan warga kampungnya. Laisa mengubah ladang mereka menjadi perkebunan stroberi. Ketika Dalimunthe harus menikah melangkahi Laisa, Dalimunthe merasa sangat bersalah. Dalimunthe dan semua orang sibuk menjodohkan Laisa tanpa memikirkan perasaan Laisa yang sakit setiap kali perjodohan itu gagal.

Dharma, salah satu teman Dalimunthe yang membuat perasaan Laisa tak karuan, kenyataannya masih beristri. Istri Dharma yang tidak bisa memberikan keturunan merelakan Dharma menikah lagi. Laisa merasa dibohongi. Dharma minta maaf bila dia telah menyakiti hati Laisa. Hari pernikahan pun mulai disiapkan. Tapi menjelang hari bahagia itu tiba, Dharma mendapat kabar bahwa istrinya hamil. Kabar yang membahagiakan bagi Dharma tapi meruntuhkan semua harapan Laisa. Laisa kembali menyibukkan diri di perkebunannya, berusaha tampil seperti tak ada apa-apa.

Sakit yang selama ini dirasa Laisa adalah kanker paru-paru.

Catatan

Dari novel berjudul sama.