Lahir di Salatiga. Sedianya Rudy Salam lebih dulu terjun ke dunia film dari adiknya, Roy 'Salam' Marten yang muncul pertama kali dalam film "Bobby" (1974). Sebetulnya Rudy akan main dalam "Brandal-brandal Metropolitan" (1971) tapi batal karena dia harus ke Jerman. Baru diakhir 1976 Rudy kembali ke Indonesia. Akhirnya ditarik oleh Sutradara Motinggo Busye untuk film "Sejuta Duka Ibu" (1977) dikala Roy sudah menjadi seorang bintang yang laris. Tapi Rudy juga segera laris, karena segera menyusul empat buah film lagi, "Garis-Garis Hidup," "Yang Muda Yang Bercinta," "Jakarta, Jakarta" dan "Noda dan Asmara," semuanya di tahun 1977. Sedangkan hingga April 1978 Rudy diminta tampil dalam film-film "Rosita," "Raja Singa" (Penyakit Kelamin), "Menantang Maut". Diawal 1979 main dalam "Ira Maya Si Anak Tiri" dan "Wanita Segala Zaman."Dikala masih duduk di SLA kota kelahirannya, Salatiga, Rudy pernah memenangkan lomba lari. Diapun menyenangi cabang olah raga lain, renang, bulutangkis dan sepakbola. Juga pernah main sandiwara dan menyanyi pada pesta-pesta sekolah. Setelah menamatkan SLA-nya, dia hijrah ke Jakarta. Diantaranya memasuki Akademi Hubungan Internasional Deplu, tapi cuma sampai tingkat 11. Menjelang diajak main film, Rudy pernah belajar menyanyi pada Safei Glimboh, tapi pelajarannya itu terputus sama sekali sesudah dia terlibat dalam pembikinan film.
Sumber: Apa Siapa Orang Film Indonesia 1926-1978. Disusun oleh Sinematek Indonesia. (Jakarta : Yayasan Artis Film dan Sinematek Indonesia, 1979)