Makbul Mubarak
Penikmat film dan duduk-duduk sore. Sehari-hari berproses sebagai editor di CinemaPoetica.com dan mengajar kajian sinema di Universitas Multimedia Nusantara.
Euphoria tayang mulai tanggal 23 September di bioskop alternatif Kineforum Dewan Kesenian Jakarta. Film garapan Pandu Birantoro, lulusan Vancouver Film School, Kanada, ini bercerita tentang empat tokoh yang terlibat dalam produksi pertunjukan teater.
Saat ini, nama Nayato Fio Nuala beredar sebagai sutradara paling produktif di industri film nasional. Sampai September 2011, sudah ada sembilan film yang dirilis. Sepanjang kariernya sejak 2003, Nayato sudah memproduksi 50 film.
Selama ini ia lebih dikenal sebagai putra pertama dari Ovi, gitaris band /rif. Tak heran jika ia bisa ditawari bermain dalam film ini. Gayanya sehari-hari sesuai dengan perannya di film sebagai seorang anak muda, pemain band rock, dengan tampilan yang urakan dan bertato.
Saya mulai tertarik dan mencoba dengan konsep bahwa saya harus konsisten dengan warna saya sendiri sehingga orang bisa bilang, “Oh, ini filmnya Wanna B. Ini Wanna B banget.”
Sudah tiga dekade Muchus dikenal sebagai aktor. Tahun ini ia memulai debut pertamanya sebagai sutradara dalam film Rindu Purnama. FI menemui Muchus pada 7 Februari 2010 di Jakarta, tepat sebelum film debutan-nya beredar.
Semua orang sudah tahu bahwa industri film melibatkan uang puluhan sampai ratusan juta rupiah jumlahnya. Semua juga sudah tahu bahwa bentuk ‘kesenian’ ini menikmati popularitas dan kemungkinan jangkauan yang lebih luas ketimbang teater atau lukisan. [...] Salah satu yang punya minat adalah wartawan.
Agaknya Festival Film Indonesia (FFI) perlu disesuaikan namanya menjadi Festival Film Fiksi/Non-Sejarah Indonesia. Keputusan Komite Seleksi FFI 2010 tidak meluluskan film Sang Pencerah [...] untuk memasuki medan penjurian, seakan menunjukkan tidak adanya ruang bagi film berlatar sejarah atau film yang menampilkan tokoh sejarah, dalam kompetisi film tahunan tersebut.
Setelah memberhentikan Dewan Juri pada 2 Desember 2010, KFFI membentuk Dewan Juri baru yang terdiri dari Viva Westi, Abduh Azis, German G. Mitapradja, Totot Indarto, Dedi Setiadi, Areng Widodo dan Alex Komang. Inilah unggulan para juri versi resmi FFI 2010.
Sikap Marini dalam berkarir, baik sebagai pemeran film maupun penyanyi, dan waktu yang selalu ia sediakan untuk keluarga.
Tulisan mengenai Leo Fioole, penata kamera ternama, setelah ia meninggal di tahun 1981.
Interstudio, perusahaan jasa teknis dan laboratorium film, menambah fasilitasnya dengan mesin optical sound recorder. ”Dengan begini film Indonesia bisa utuh lahir di Indonesia lagi,” kata Sandy Sanyoto, penanggungjawab Interstudio.
Perjalanan karir Sukarno M Noor dan situasi yang dihadapinya ketika ia menjabat sebagai Ketua Parfi.
Kisah kerja keras Christine Hakim ketika berperan sebagai Tjoet Nya' Dhien, dan bagaimana ia mendalami peran-peran lainnya.
Pada pukul 15.00 wib, Selasa siang 16 November 2010, di Ruang Sidang Pleno BP2N, Gedung Film Lantai 5, Jl MT Haryono Kav 47-48, Pancoran, Jakarta Selatan, Komite Festival FFI 2010 menyatakan permohonan maaf secara terbuka atas beberapa kesalahan prosedural terkait dengan keputusan Komite Seleksi (Komsel) Jumat, 12 November 2010.
Inilah daftar lengkap 54 film peserta Festival Film Indonesia (FFI)2010. Daftar juga dilengkapi kolom penilaian film-film yang lolos dan tidak lolos seleksi, serta film yang ditarik atau dibatalkan oleh peserta