Windu W Jusuf

Menulis tentang film dan politik, serta hal-hal yang berkaitan dengan kenangan ketika jaman begitu buruk atau membosankan bagi film, dan dunia isapan jempol lainnya. Lulusan sekolah pascasarjana CRCS Universitas Gadjah Mada, setiap harinya mengurus CinemaPoetica.com.

Cinema Lovers Community (CLC) adalah komunitas lokal yang sudah membuktikan diri tahan banting.  “Puncak” kegiatan komunitas ini adalah Festival film Purbalingga yang berlangsung setahun sekali selama bulan Mei. Festival ini juga punya program unik: Layar Tanjleb yang diadakan dari desa ke desa. Hambatan-hambatan yang dihadapi komunitas ini membuka mata para pengurusnya bahwa kegiatan “mencintai” film ternyata harus berhadapan dengan urusan sosial-politik lokal, seperti bisa dibaca dari wawancara Windu Jusuf, penulis FI dan Cinema Poetica dengan para aktivis CLC berikut.
Perubahan paling mencolok pada FFI 2011 adalah digantinya Komite Seleksi menjadi Komite Nominasi, yang terdiri dari para karyawan film yang langsung memilih lima unggulan untuk masing-masing bidang. Dewan Juri akan memilih satu pemenang dari unggulan-unggulan tadi.
Vera Lasut banyak mendapat network setelah beberapa kali membantu Kementerian Budaya dan Pariwisata untuk mempromosikan film-film Indonesia di beberapa festival film internasional.
Film Dongeng Rangkas berkisah tentang Iron dan Kiwong, dua pemuda Rangkasbitung yang memilih hidup sebagai pedagang tahu tetapi tetap memegang teguh mimpi-mimpinya.
Festival Film Purbalingga mengadakan acara selama hampir satu bulan dengan rangkaian kegiatan yang menarik: program Layar Tanjleb (layar tancap) pada tanggal 30 April sampai dengan 22 Mei 2011. Kemudian dilanjutkan dengan pemutaran film kompetisi, diskusi, dan agenda lainnya pada 26 hingga 28 Mei 2011.
Hanung Bramantyo ingin Islam yang menyuarakan perdamaian dan merangkul semua kelompok. FI mengajaknya melihat kembali pikiran-pikiran yang disampaikannya lewat film dan persoalan-persoalan yang ia hadapi.