Herlina Natalia Christine Alias: Christine Hakim

Lahir: 25-12-1957

Biografi singkat

Lahir di Kuala Tungkal, Jambi. Gadis berdarah campuran, ayah Aceh-Banten, Ibu Lebanon-Jawa ini semula dikenal sebagai foto model dan peragawati dengan potongan tubuh ‘Twiggy’. Main film sejak 1973 dan langsung memegang peran utama dalam Cinta Pertama. Lewat film karya sutradara Teguh Karya itu, nama Christine Hakim meroket. Apalagi setelah ia mendapat Citra, FFI 1974, sebagai Pemeran Utama Wanita dengan pujian dan aktris terbaik versi PWI 1973-1974, dalam film pertamanya itu. Sesuatu Yang Indah hasil garapan sutradara Wim Umboh ternyata menghasilkan Citra kedua bagi Christine Hakim, lewat FFI 1977 yang berlangsung di Jakarta. Kemenangan ini mendorong Christine mengambil sikap: “Saya tidak mau main dalam dua film sekaligus, apalagi kalau perannya cukup berat. Juga banyaknya film dalam setahun saya batasi, takut penonton jadi bosan.” Pada 1977 ia hanya main dalam dua film. Begitu juga pada 1978, Christine hakim cuma main dalam dua film produksi PT Jaya Bersaudara Film, yaitu Petualang-Petualang karya sutradara Arifin C Noer (wafat 28 Mei 1995); serta Pengemis dan Tukang Becak hasil garapan Wim Umboh (wafat 24 Januari 1966) yang pada FFI 1979 menghasilkan Citra yang ketiga.

Dari tahun 1979 sampai 1988, ia membintangi delapan film yang semuanya sebagai pemeran utama. Tiga diantaranya menghasilkan penghargaan Citra, yakni Di Balik Kelambu (FFI 1983), Kerikil-Kerikil Tajam (FFI 1985) dan Tjoet Nya Dhien (FFI 1988). Jadilah dia pemain paling banyak (enam) merebut Citra. Pada tahun-tahun dimana produksi film Indonesia makin berkurang, Christine Hakim banyak menerima undangan dari luar negeri untuk menjadi juri di berbagai festival film. Juga turut membintangi film Tropic of Emerald produksi Belanda (Emerald Films dan Katena Films). Film ini merupakan drama tiga bagian (40 menit per bagian) dan film cerita sepanjang 120 menit, menggambarkan kisah percintaan yang terjadi di Hindia Belanda pada masa penjajahan (dimulai tahun 1939) hingga saat penyerahan kedaulatan (1949). Lembaran baru dalam perjalanan kariernya adalah keikutsertaannya membintangi sinetron Bukan Perempuan Biasa yang ditayangkan oleh RCTI.

Sumber: SM Ardan