Lahir di Surabaya, Jawa Timur. Pendidikan formal : SMA, Sekolah Mualim Pelayaran Interinsuler. Pendidikan film: Lokakarya Seni Peran PARFI-LPKJ (1976), Kursus Seni Peran PARFI-LPKJ (1978), Penataran artis, Deppen (1979), Workshop Analisa Skenario (1984), Lokakarya Pengendalian Tubuh (1988), dan Lokakarya Penerapan Psikologi (1991). Pernah bekerja di beberapa perusahaan swasta di Surabaya, lalu menjadi peragawan dan hijrah ke Jakarta karena tertarik bermain film. Catatan karir August Melasz di dunia film dimulai pada 1972 lewat film Anjing Anjing Geladak di bawah pengarahan sutradara Nico Pelamonia, dan film Mama yang disutradarai Wim Umboh, di kedua film tersebut berperan sebagai pemeran pembantu. Salah seorang aktris yang membintangi Mama adalah Tuty Kirana yang kelak menjadi isterinya. Setelah bercerai dengan Tuty Kirana, kemudian menikah lagi dengan Rini Zadra. Tahun 1973, ia ikut bermain dalam film Si Mamad yang disutradarai Sjuman Djaya dan kemudian membintangi film Manusia Terakhir produksi PT Daya Istri Film, serta Sebatang Kara. Sejak saat itu tak pernah di film. August Melasz kemudian terjun ke dunia sinetron, disamping sebagai pemain juga produktif menjadi sutradara. Karyanya sebagai sutradara adalah sinetron mini seri (6 episode) Pemburu Pemburu Minyak yang ditayangkan di TVRI Stasiun Pusat (1993). Pada FFI 1982 masuk nominasi sebagai aktor pembantu dalam Bercanda Dalam Duka. Main dan menyutradarai sinetron Pedang Keadilan (1994) dan permainan mengesankan diperlihatkan dalam sinetron Tahta (1996).
Sumber: Apa Siapa Orang Film Indonesia 1926-1978. Disusun oleh Sinematek Indonesia. (Jakarta : Yayasan Artis Film dan Sinematek Indonesia, 1979)