Lahir di Surabaya. Pendidikan: IKJ-LPKJ. ‘Seangkatan’ dengan Ray Sahetapy di IKJ dan ambil keputusan untuk jadi aktor panggung. Maka, ia aktif di Teater Koma pimpinan Nano Riantiarno. Ketika lulus lalu menikah (1983). Didi langsung ‘mengabdi’ pada almamater dengan jadi dosen. Nama ‘akhiran’nya—Petet—diambil dari bahasa Sunda untuk matanya yang sipit. Anak Jawa (Tengah) yang lahir di Jawa (Timur) ini sejak SD hingga SMA tinggal di Bandung. Mulai menarik perhatian ketika main dalam Karina dan sinetron serial Losmen. Pertama kali main film dalam Semua Karena Ginah (1985), lalu ‘hampir’ jadi peran yang steorotip karena terus menerus memainkan Si Emon dalam seri film Catatan Si Boy (1987,1989, dan 1990). Dan ‘merasa’ menemukan peran yang pas lewat Legenda Si Kabayan dalam Si Kabayan Turun Ke Kota (1989). Setelah Kang Ibing, hanya ia yang dianggap mampu untuk memerankan tokoh yang cerdik dan alim dari Sunda ini. Masuk nominasi Piala Citra lewat Joe Turun Ke Desa (1989) di FFI 1990 dan Boneka dari Indiana (1990) di FFI 1991. Setelah meraih Citra dalam Cinta Anak Zaman (1987) di FFI 1988, bila ditanya pendapatnya apakah ia mau disebut bintang film, ia akan menolak. “Saya akan terus berakting, meski sudah tidak terpakai lagi di film. Teater adalah hidup saya, dan dari teater saya akan hidup”, tukas Didi. Masuk lagi ke dunia sinetron dalam Si Kabayan (1996-1997), dimana ia juga jadi sutradaranya. Pentas teaternya ialah Julius Caesar bersama Tamara Blezynski yang jadi istrinya (Didi jadi Julius Caesar).
Di Festival Film Indonesia (FFI) Didi empat kali masuk nominasi dan meraih Piala Citra Aktor Pembantu Terbaik pada 1989. Tiga kali ia memenangi gelar Aktor Terpuji Festival Film Bandung (FFB) dan diganjar Lifetime Achievement dalam MTV Indonesia Movie Award 2004.
Sumber: SM Ardan, Akademi Film Indonesia