Lahir di Jakarta. Pendidikan: HIS, MULO (selesai 1937). Selesai sekolah Nawi bekerja di percetakan Kolf Jakarta dan berhenti tahun 1940 untuk main dalam Matjan Ketawa sebagai Figuran, lalu Melati van Agam (1941), sebagai pemain pembantu. Tahun 1940 bekerja pada Standar Film sebagai pembantu juru kamera merangkap pembantu editor dan laboran, sembari juga ikut main, di antaranya dalam Ikan Doejoeng (1941), Selendang Delima (1941). Pada masa pendudukan Jepang, Nawi bekerja pada Nippon Eigasha sebagai pembantu editor dan pencatat skrip film-film berita Nampo Hodo.
Waktu perang kemerdekaan, dia masuk TNI dan berhenti tahun 1950 dengan pangkat Letnan Dua. Dalam tahun itu juga kembali ke film menjadi karyawan PFN. Di waktu itu, selain film-film berita dan dokumenter PFN, Nawi mengedit film-film cerita, di antaranya Untuk Sang Merah Putih (1950), Sedap Malam (1950) produksi perdana Persari. Sementara itu mulai pula menulis skenario, yang pertama Inspektur Rachman (1950) sembari merangkap sebagai pembantu sutradara.
Tahun 1951, Nawi mulai menyutradarai sendiri. Pertama kali untuk Akibat, kemudian Solo Diwaktu Malam (1952). Setelah itu Nawi banyak menyutradarai, namun namanya lebih dikenal sesudah "Berabe" produksi perdana Dewi Film tahun 1960. Sukses lain didapatnya lewat film-film seri Si Pitung di awal 1970-an yang juga produksi Dewi Films. Ketrampilannya memilih dan mengolah film-film yang disenangi masyarakat makin tampak lewat film-film seri Benyamin seperti Benyamin Biang Kerok (1973), Benyamin Brengsek (1974), Benyamin Koboi Ngungsi (1975), Benyamin Samson Betawi (1975). Tahun 1977, Nawi menambah lagi seri Si Pitung dengan Pembalasan Si Pitung, lalu di awal 1978 menyutradarai Zaman Edan, kemudian Si Ayub dari Teluk Naga (1979). Umumnya film-filmnya sejak 1960 diedit sendiri.
Sumber: Apa Siapa Orang Film Indonesia 1926-1978. Disusun oleh Sinematek Indonesia. (Jakarta : Yayasan Artis Film dan Sinematek Indonesia, 1979)