Lahir di Jakarta. Pendidikan : Sekolah Musik, Yogyakarta. Diajar langsung oleh ayahnya, Mas Sardi [1910 - 1953] sejak usia 9 tahun. Mengantikan sang ayah sebagai pemain biola utama dalam Orkes Studio [RRI] Jakarta, setelah suami aktris Hadidjah itu meninggal dunia. Mas Sardi adalah pelopor ilustrator musik untuk film, mulai Alang-alang [1938] yang dibintangi Hadidjah dengan pasangan romantisnya Moh. Mochtar. [Merupakan pasangan kedua sesudah Roekiah - Rd. Mochtar yang sukses komersial sejak Terang Boelan/ 1973]. Bakat musik jelas dari ayah, tapi Idris juga mewarisi bakat acting dari atas. Bahkan dari buyut [Musa] lewat nenek [Mak Bibah] dan ibu. Lalu turun ke anak, Shanty Sardi dalam Senyum Dipagi Bulan Desember [1974]. Walau sempat main dalam film Tiada Waktu Bicara [1974], namun nama Idris hanya dikenal sebagai ilustrator musik film, sejak Pesta Musik Labana [1960]. Mulai di kenal ketika menang lewat Petir Sepandjang Malam pada Pekan Apresiasi [festival] Film Nasional 1967. Permintaan mulai mengalir setelah merebut piala pada Festival Film Asia 1970 lewat Bernafas Dalam Lumpur. Lebih-lebih sehabis mengaet Citra dalam Perkawinan pada FFI pertama,1973. Kemudian jadi "langganan" disamping masuk nominasi 9 kali, Idris merebut 9 Citra lain. Disiplin adalah rahasia sukses si "biola maut", yang menghasilkan ilustrator musik untuk lebih dari 150 film, hingga Kuberikan Segalanya [1992]. Belakangan memimpin korp musik ABRI dengan pangkat tituler Letnan Kolenel. Sepuluh Citra [suatu rekor!] diraihnya melalui Perkawinan, Cinta Pertama [FFI 1974], Cinta [FFI 1976], Sesuatu Yang Indah [FFI 1977], Budak Nafsu [FFI 1984], Doea Tanda Mata [FFI 1985], Ibunda [FFI 1986], Tjoet Nja' Dhien [FFI 1988], Noesa Penida [FFI 1989] dan Kuberikan Segalanya pada FFI 1992.
Biografi singkat