Lahir di Palembang. Pendidikan: SLA, kursus sinematografi oleh PERPEFI (Persatuan Pers Film Indonesia). Sebelum terjun ke film, Fuad adalah wartawan majalah Reporter, harian/mingguan Pemuda, harian Merdeka, harian Warta Berita dan mingguan Trisakti (1955-1971). Setelah jadi figuran dalam dua film, tahun 1967 mendapat peranan pembantu dalam film Menjusuri Djedjak Berdarah dimana ia dinyatakan sebagai Pendatang Baru Terbaik pada Pekan Apresiasi Film Indonesia 1967 di Jakarta.
Dalam film-film Bali dan Kutukan Dewata, keduanya produksi tahun 1970, ia menjadi pimpinan unit. Ia kemudian menjadi pembantu sutradara sejak tahun 1970 dalam film Ananda karya terakhir Usmar Ismail. Sampai tahun 1974, menghasilkan 11 buah film sebagai pembantu sutradara bagi Nawi Ismail, antara lain: Banteng Betawi (1971), Mereka Kembali (1972), Biang Kerok (1973), Jagoan Tengik (1974).
Menjadi Sutradara penuh sejak akhir tahun 1974 lewat film Musuh Bebuyutan. Filmnya yang lain Raja Lenong (1975), Benyamin Jatuh Cinta (1976), Raja Copet (1977), Gudang Uang (1978), Dukun Kota (1978), Remaja Pulang Pagi (1978), dll. Di tahun 1977, ia melakukan shooting di Taiwan dan Korea untuk sebagian dari film Pukulan Berantai. Sebagai wartawan, Fuad pernah duduk sebagai pengurus PERPEFI dari tahun 1960 hingga PERPEFI berubah menjadi PWI seksi Film. Ia juga pernah menjabat Ketua Biro Organisasi PWI Jaya tahun 1970.
Sumber: Apa Siapa Orang Film Indonesia 1926-1978. Disusun oleh Sinematek Indonesia. (Jakarta : Yayasan Artis Film dan Sinematek Indonesia, 1979)