Lahir di Taruna, Sangir, Meninggal di Bogor. Pendidikan: AMS (setingkat dengan Sekolah Menengah Atas) sampai kelas II (1932). Mahir memainkan gitar yang dipelajar dari ibunya. Kata Tjok, ibunya lebih hebat lagi. Lalu ia tertarik pada biola, karena terkesan oleh permainan biola Joe Venuti dalam film King of Jazz (1930). Tahun 1935, ia mendapat kontrak untuk main di Singapura dan kemudian keliling Semenanjung Malaka. Tahun 1937, ia gagal memenuhi kontrak ke Hongkong, karena Jepang telah memasuki daratan Cina. Di Jawa, ia mendirikan orkes Hawaiian Syncopeters yang merupakan satu dari lima besar dunia.
Pada masa pendudukan Jepang ia ditarik main dalam orkes symphoni Hosho Kyoku. Dalam masa itulah lahir karya-karyanya yang terkenal seperti Surya Wisesa, Embun. Penataan musik untuk film dimulainya sejak Darah dan Doa (1950), karya Usmar Ismail. Dan karyanya untuk film Harimau Tjampa (1954) berhasil memenangkan hadiah pada FFA di Singapura 1955. Awal tahun 1970-an namanya kembali muncul di dunia musik dengan rombongan Big Band-nya, yang memanggil kembali perhatian orang pada musik Jazz. Sejak tahun 1964 tiba-tiba ia muncul sebagai pelukis abstrak. Pernah pameran di Taman Ismail Marzuki.
Sumber: Apa Siapa Orang Film Indonesia 1926-1978. Disusun oleh Sinematek Indonesia. (Jakarta : Yayasan Artis Film dan Sinematek Indonesia, 1979)