Lahir di Ambon. Pendidikan: Selesai SLA memasuki ATNI tahun 1962, Penataran Penyutradaraan Film dan TV di Jerman Barat (1969-1970). Ayahnya menginginkan dia menjadi pendeta, tapi Nico lebih tertarik pada bidang seni. Ketika masih kuliah di ATNI, sudah aktif mengikuti pementasan-pementasan. Lalu bekerja di TVRI sebagai sutradara. Sambil jadi orang TV, tahun 1963 Nico melangkah ke dunia film sebagai figuran dalam Dibalik Awan, karya Fred Young. Tahun 1965, Capt. Harun Rasidi dan istrinya Tuti Mutia, mengajak aktif dalam perusahaan mereka Pertisa Film yang kemudian menjadi Tuti Mutia Film Production. Didalam produksi pertamanya Fadjar Ditengah Kabut (1966), Nico, selain main, juga ikut menyutradarainya mendampingi Danu Umbara. Hasil penyutradaraan pertamanya: Sendja Di Djakarta (1967, berdasarkan novel Mochtar Lubis). Sekembalinya dari Jerman (1970), dia mengikuti beberapa film sebagai pemain di Jang Djatuh Dikaki Lelaki (1971) dan Anjing Anjing Geladak (1972), sebelum menyutradarai. Nico memperoleh piala Citra penyutradaraan terbaik untuk film Semalam di Malaysia (1975) dalam FFI tahun 1976. Sesudah Festival itu, Nico melepaskan dirinya dari Tuti Mutia Film Production, untuk menjadi sutradara lepas. Setelah itu dia menghasilkan film-film: Wajah Tiga Perempuan (1976), Marina (1977), Yoan (1977), sebuah film anak-anak, Perempuan Tanpa Dosa (1978), Diujung Malam (1979). Dalam Laki-Laki Pilihan (1973) Nico terpilih sebagai aktor terbaik pada Festival Film Asia 1974 di Taipeh, Taiwan.
Sumber: Apa Siapa Orang Film Indonesia 1926-1978. Disusun oleh Sinematek Indonesia. (Jakarta : Yayasan Artis Film dan Sinematek Indonesia, 1979)