Lahir di Padangtiji, Aceh. Pendidikan: SLA, kursus Radio Telegrafist di Medan (1943), kursus Sinematografi & produksi film di Tokyo (1964), dalam rangka bantuan Rencana Kolombo. Di Sumatera, Turino mengedarkan film-film Mesir dengan hasil yang memuaskan. Untuk pertama kalinya melihat film Indonesia Menanti Kekasih (1949) di Medan. Dia tertarik pada film yang dibintangi Hamid Arief itu ketika Turino mencoba mendapatkan film-film Indonesia di Jakarta untuk diedarkan. Di Jakarta, dia malah ditawari main film oleh perusahaan Golden Arrow (kini Panah Mas). Biarpun bingung, tapi akhirnya ia muncul juga dalam beberapa film antara lain: Meratap Hati (1950), Seruni Laju (1951), Si Mientje (1952), dengan nama T. Djunaedi.
Karena niat pertamanya memasuki film sebagai pedagang, maka di awal 1950-an itu dia mendirikan perusahaan sendiri, G.A.F. Sang Saka — yang menghasilkan Pulang (1952), Rentjong & Surat (1953), Sri Asih (1954) dan Kopral Djono (1954), di mana dia jadi pemain utamanya pula. Dalam Sri Asih, dia merangkap jadi Sutradara, main bersama Mimi Mariani yang kemudian menjadi istrinya antara tahun 1955-1958. Kemudian dia bermain untuk perusahaan-perusahaan film lain. Di antaranya tampil dalam Oh Ibuku (1955) dan Taman Harapan (1957). Dan pada 13 Desember 1959, dia mendirikan perusahaan sendiri lagi PT Sarinande Film (sampai sekarang). Produksi pertamanya adalah , Iseng (1959) yang mengorbitkan nama Alwi dan Oslan Hussein.
Telah lebih dari 30 film dihasilkan PT Sarinande sampai awal 1978. Turino juga membimbing pembantu-pembantu sutradara yang kemudian menjadi sutradara-sutradara, seperti Hasmanan, dan Bay Isbahi. Ketika dunia film dilanda kelesuan pada tahun 1960an, Sarinande tidak pernah absen dalam pembuatan film. Nama Turino menjadi tambah terkenal setelah membikin Bernafas Dalam Lumpur (1970) yang mencapai sukses komersial luar biasa. Film-film berikutnya dari Turino tidak lagi menghasilkan uang sebesar Bernafas Dalam Lumpur itu. Selain aktif di perusahaannya, sebagai direktur, produser, sutradara dan penulis cerita/skenario, Turino aktif juga dalam organisasi perfilman, seperti PPFI dan Yayasan Nasional Festival Film Indonesia (YFI). Yayasan ini sejak 1973 mengorganisir FFI setiap tahun. Di antara film-filmnya: Madju Tak Gentar (1964), Djakarta Hongkong Macao (1968), Intan Berduri (1972), di mana Benyamin S dan Rima Melati terpilih sebagai Pemain-pemain Terbaik FFI 1973, Wadjah Seorang Laki-laki (1971), Kabut Bulan Madu (1972), Akhir Sebuah Impian (1973), Pacar (1974), Krisis X (1975), Liku Liku Panasnya Cinta (1976), Selangit Mesra (1977), Petualang Cinta (78), dan lain-lain.
Sumber: Apa Siapa Orang Film Indonesia 1926-1978.Disusun oleh Sinematek Indonesia. (Jakarta : Yayasan Artis Film dan Sinematek Indonesia, 1979)