Lahir di Binjai, Sumatera Utara. Sebelum ke film telah aktif menulis naskah drama, antara lain The Blood People, The Blood of Worker, Rosanti, dan lain-lain. Tahun 1954 ia belajar tentang penulisan skenario melalui Pudovkin's Book. Sebelumnya telah ikut bergerilya melawan pemerintahan Belanda dan Jepang. Tahun 1955 Bachtiar menerjunkan diri ke film, langsung sebagai sutradara untuk film Tjorak Dunia. Kemudian dalam film Kabut Desember (1955), Daerah Hilang (1956), dan merangkap sebagai peran utama dalam film Melati Sendja (1956). Dalam Festival Film Indonesia tahun 1960 Bachtiar mendapat penghargaan sebagai sutradara terbaik untuk filmnya Turang (1957). Penulisan skenario untuk film dimulainya tahun 1959, antara lain Ho Lopis Kuntul Baris (1959), dan Sekedjap Mata (1959) ketika ia merangkap sebagai sutradara. Sedang untuk penulisan cerita dimulai dalam Iseng (1959), kemudian Kamar 13 (1961), dan Memburu Menantu (1961). Film-film yang disutradarai Bachtiar selanjutnya antara lain: Piso Surit (1960), Notaris Sulami (1961), Badja Membara (1961), Violetta (1962), Kami Bangun Hari Esok (1963), dan terakhir Njanjian Dilereng Dieng (1964). Selama aktif dalam film, Bachtiar juga telah sering menulis di beberapa media massa, khususnya tentang perfilman dan hal-hal yang berhubungan dengan dunia film seperti "Pelajaran Sinematografi", kritik film, dan lain-lain. Di samping itu ia juga pernah dikenal sebagai ketua "Indonesia Film Institution" (LEKRA).
Sumber: Apa Siapa Orang Film Indonesia 1926-1978. Disusun oleh Sinematek Indonesia. (Jakarta : Yayasan Artis Film dan Sinematek Indonesia, 1979)