Lahir di Blitar. Pendidikan : Lagere School.Tanpa sepengetahuan orang tuanya, Waldy berhenti sekolah dan minggat ke Klaten turut Djafar Wirjo, dengan harapan bisa ikut main sandiwara.Pada Miss Intan's 'Ramona Opera', mula-mula ia bekerja sebagai penjaga pintu. Meskipun kedua orang tuanya adalah Pemain sekaligus pemilik rombongan Sri Permata Opera, tapi ia banyak belajar kesenian dari Djafar Wirjo, yang diakuinya sendiri sebagai gurunya yang pertama.Ketika perbuatannya itu diketahui oleh orang tuanya yang baru kembali sehabis mengadakan pertunjukan keliling Sumatra, maka dipanggilah Waldy untuk kemudian dididik menjadi cabaret leader.Tahun 1932 Waldy turut dengan Faroka Opera. Dari Rd Ismail, ia banyak belajar coal akting. Ketika bergabung dengan Grand Nooran Opera, Waldy mengembara ke Semenanjung Malaka, sampai ke Siam.Tahun 1938, mencoba mendirikan sandiwara Vaudeville tapi gagal. Dua tahun kemudian ia diajak main dalam film "Zoebaida" (1940), disamping sebagai pengarang lagu-lagu.Setelah itu tampil dalam "Lintah Darat" (1941). Dari Fabri seorang Juru Kamera dan Sutradara kebangsaan Jerman, Waldy belajar tentang Penulisan Cerita Film.Dimasa pendudukan Jepang, ia turut sandiwara Djawa Baru, kemudian memimpin sandiwara Dewi Mada. Ketika Fifi Young Toneelkunst, sempat melawat ke Palembang, dan berkenalan dengan Sofia, yang kemudian diperistrinya.Kembali dari Palembang, Waldy dan isterinya masuk Tan & Wong Bros, mula-mula sebagai Pemain. Kemudian dipercayai untuk memimpin salah sebuah unit Tan & Wong Bros yang bernama Ardjuna Film Coy merangkap sebagai Sutradara.Diantara filmnya : "Airmata Mengalir Di Tjitaroem" (1948) dengan lagu thema ciptaannya, "Bengawan Solo" (1949), "Bantam" (1950) juga lagu thema hasil karyanya, "Air Mata Penganten" (1952), "Pandji Semirang" (1953), "Senen Raja" (1954), dan "Petir Sepanjang Malam" (1967).
Sumber: Apa Siapa Orang Film Indonesia 1926-1978. Disusun oleh Sinematek Indonesia. (Jakarta : Yayasan Artis Film dan Sinematek Indonesia, 1979)