Lahir di Temanggung, 1 Agustus 1918, di keluarga Wedana yang menyukai buku. Ia memulai kariernya sebagai penerjemah drama dan pemain film. Sementara para pemuda Indonesia lainnya sibuk berperang pada pertengahan 1940-an, Djajakusuma dan rekannya Usmar Ismail juga sibuk belajar membuat film dari Dr. Huyung, Andjar Asmara dan Sutarto. Beberapa tahun setelah pengakuan kedaulatan Indonesia, bersama Usmar Ismail ia mendirikan Perfini. Djajakusuma kemudian belajar film dan teater di Universitas Washington dan Universitas Southern California. Selain itu ia juga melakukan perjalanan ke India untuk mendalami ekspresi teater rakyat. Inspirasi yang ia dapat dari perjalanan ini disebut-sebut sebagai pendorong ia melahirkan bentuk film wayang seperti Lahirnja Gatotkatja (1960) dan Bimo Kroda (1967). Djadoeg Djajakusuma punya perhatian besar pada teater rakyat dan teater tradisi, dua bentuk seni yang sangat kuat mempengaruhi karya-karya filmnya.
Sumber: Buku program ’Sejarah adalah Sekarang 3’, kineforum Dewan Kesenian Jakarta serta sumber-sumber lainnya