Lahir di Kupang Kota Lampung. Nama asli : Bustami Djalid. Pendidikan PH Gama (tidak selesai). Sewaktu masih siswa SLAC di Bukittinggi, Boesje telah giat menulis dan berdrama. "Tahun 1952 mengisi acara sandiwara pada RRI studio Bukittinggi, sambil belajar melukis bersama Delsy Syamsumar pada Wakidi. Kemudian dia ikut mendirikan Himpunan Se-niman Muda indonesia Sumatera Tengah dan menjadi majalah Kebudayaan.Karya-karya sastranya kala itu banyak dimuat dalam harian dan Majalah di Bukittinggi, Padang dan Jakarta. kegiatan seninya makin berkembang dan intensif setelah dia kmelanjutkanpendidikannya ke Joyakarta. Di kota itu karya-karya tulis dan dramanya makin dikenal. Dan dalam tahun 1958, Boesje memenangkan hadiah pertama sayembara penulisan naskah drama P.P&K untuk naskahnya "Malam Djahanam," naskah drama ini kemudian (di filmkan Pitradjaja Burnama tahun 1970. Karya-karya Boesje sampai terbitnya novel 'Bibi Marsiti" dianggap para kritisi sastra sebagai karya-karya berbobot sastra. Novel "Bibi Marsiti" (1964) yang dapat serangan dari kelompok Lekra ini, merupakan titik awal peralihannya kepenulisan yang lebih populer sifatnya. Peru bahan ini mendapat kritikan tajam dari kalangan sastra, sehingga Boesje "diadili" para sastrawan waktu dia berceramah tentang karya-karyanya di TIM tahun 1969. Sementara banyak pula peninjau sastra dari luar negeri yang menghargainya. Corak penulisannya ini kemudian banyak diikuti orang. Novel-novelnya dari masa inilah yang banyak difilmkan orang, antara lain "Dibalik pintu Dosa"(1970), "Tiada Maaf Bagimu" (1971), dan ''Insan Kesepian" (1971)). Boesje memasuki dunia film sebetulnya sejak tahun 1960 ketika ceritanya "Si Pendek dan Sri Panggung" di filmkan Sutradara Adam SuraWidjaja dan dia menjadi Pembantunya. Kemudian pada 1960 juga dia menjadi Pembantu Sutradara Rd.Arifin untuk film "Dibalik Dinding Sekolah" (1961). Tetapi setelah kedua film itu, Boesje kembali menulis dan berdrama. Kembalinya dia ke film untuk menyutradarai "Biarkan Music Berganti"(1971) lebih banyak didorong ketidak puasannya melihat film-film yang diolah dari ceritanya. Film-filmnya antara lain : "Tjintaku Djauh Dipulau" (1971), "Takkan Kulepaskan" (1972), "Si Rano" (1973) "Sebelum Usia 17" (1974), "One Way 'Ticket" (1976) "Sejuta Duka Ibu" (1977). Cerita dan skenario film-film ini ditulisnya sendiri. Juga menyutradarai "Raja Singa" (1978).
Sumber: Apa Siapa Orang Film Indonesia 1926-1978. Disusun oleh Sinematek Indonesia. (Jakarta : Yayasan Artis Film dan Sinematek Indonesia, 1979)