Lahir di Jakarta. Pendidikan: SLA, ATNI (1957). Ketika sebuah majalah minta foto kedua orang tuanya pada 1958, Rachmat Kartolo mengambil dompet dan mengeluarkan foto adegan film Roekihati (1940), dimana nampak ayah dan ibunya, Kartolo dan Roekiah. Walau menghormati orang tuanya yang sudah almarhum, namun pada saat itu Rachmat masih belum tertarik untuk memasuki dunia film, meski sudah membentuk band kecil bersama abang dan adiknya Iman dan Jusuf.
Namun, 6 tahun kemudian Rachmat tampil juga di layar putih lewat Kunanti Djawabanmu (1964), yang judulnya diambil dari lagu yang sedang populer dan dinyanyikan olehnya. Pada waktu itu Rachmat adalah penyanyi yang terkenal dengan lagu-lagu "cengeng"nya, antara lain "Patah Hati" ciptaan abangnya Iman. Hingga tahun 1977, Rachmat telah menyelesaikan lebih dari 20 film. Diantaranya Matjan Kemajoran (1965), Minah Gadis Dusun (1966), Menyusuri Djedjak Berdarah (1967), Romansa (1970), Ratna (1971), Angkara Murka (1972), Gara-Gara (1973), Pengakuan Seorang Perempuan (1975) dan Aula Cinta (1977).
Sosok yang pernah terpilih sebagai penyanyi populer 1964 dan bintang kesayangan 1967 ini, menunjukkan permainan yang menarik dalam film-film Malam Djahanam (1970) dan Pinangan (1976). Rachmat juga pernah jadi Direktur Perwakilan PH. Irama di Malaysia (Kuala Lumpur, 1968) dan Direktur PT Mafin Films yang menghasilkan film Benyamin Raja Lenong (1975). Pada tahun 1978, dia memulai langkah baru, yaitu menjadi sutradara film Tengkorak Hitam. Di samping kegiatan filmnya, dia juga aktif menyanyi dan merekam suara lewat piringan hitam/cassete
Sumber: Apa Siapa Orang Film Indonesia 1926-1978. Disusun oleh Sinematek Indonesia. (Jakarta : Yayasan Artis Film dan Sinematek Indonesia, 1979)