Ismed M Noor Alias: Ismed M Noor

Lahir: 09-09-1933
Meninggal: 14-03-1975

Biografi singkat
ISMED M. NOOK (H).
Pemain/Sutradara (Pasaman, Sumatera Barat, 9 September I933,- Jakarta, 14 Maret 1975).
Pendidikan : SLA, kemudian masuk ATNI.
Pemain sandiwara ATNI ini mulai memasuki dunia film tahun 1954, dimulai sebagai figuran lewat film "Rela". Kemudian ia mendapat peran2 kecil dalam "Dibalik Dinding" (1955), "Tiga Buronan" (I957), "Asrama Dara" (1958) "Bulan Madu" (1959), "Serba Salah" (1959).
Untuk pertama kalinya mendapat peran utama dalam film "Pesta Musik La Bana" (1960), setelah sebelumnya ia sempat pula mendampingi abang kandungnya Soekarno M. Noor dalam film "Istana Jang Hilang" (1960).
Dalam film "Pagar Kawat Berduri" (1961), kembali lagi Ismed memegang rol penting. Namanya menonjol setelah memegang peran judul (title role) film "Toha Pahlawan Bandung Selatan" (I961).
Menyusul film "Mira" (1961), "Tudjuh Pahlawan" (1963), "Tau-hid" (1964), "ApaJang Kau Tjari Palupi" (1969), "Bernafas Dalam Lumpur" (1970), "Kekasihku Ibuku" (1971).
Film terakhir adalah "Melawan Badai" (1974), setelah bermain dalam 39 judul film cerita. Tahun I963 Ismed Menikah dengan Flora Luntungan, aktris sandiwara dan teman sekuliahnya di ATNI. Dua tahun kemudian Ismed mendirikan perusahaan "Nefos Film" dan telah memproduksi film cerita antara lain "Langkah Langkah Dipersimpangan" dan "K.K. 17". Ia juga sudah pernah melakukan penyutradaraan, antara lain "Selamat Tinggal Kekasih" (1972).
Pada tahun 1971 ia pernah menjadi Produser Pelaksana film "Lewat Tengah Malam". Di luar film Ismed pernah menjadi wartawan beberapa majalah dan harian Ibukota (1955 - 1958). Terakhir Ismed menjadi Staff Direksi pada Allied Film of Indonesia Ltd.-

Lahir di Pasaman, Sumatera Bara. Meninggal di Jakarta. Pendidikan : SLA, kemudian masuk ATNI.Pemain sandiwara ATNI ini mulai memasuki dunia film tahun 1954, dimulai sebagai figuran lewat film "Rela". Kemudian ia mendapat peran2 kecil dalam "Dibalik Dinding" (1955), "Tiga Buronan" (I957), "Asrama Dara" (1958) "Bulan Madu" (1959), "Serba Salah" (1959).Untuk pertama kalinya mendapat peran utama dalam film "Pesta Musik La Bana" (1960), setelah sebelumnya ia sempat pula mendampingi abang kandungnya Soekarno M. Noor dalam film "Istana Jang Hilang" (1960).Dalam film "Pagar Kawat Berduri" (1961), kembali lagi Ismed memegang rol penting. Namanya menonjol setelah memegang peran judul (title role) film "Toha Pahlawan Bandung Selatan" (I961).Menyusul film "Mira" (1961), "Tudjuh Pahlawan" (1963), "Tau-hid" (1964), "ApaJang Kau Tjari Palupi" (1969), "Bernafas Dalam Lumpur" (1970), "Kekasihku Ibuku" (1971).Film terakhir adalah "Melawan Badai" (1974), setelah bermain dalam 39 judul film cerita. Tahun I963 Ismed Menikah dengan Flora Luntungan, aktris sandiwara dan teman sekuliahnya di ATNI. Dua tahun kemudian Ismed mendirikan perusahaan "Nefos Film" dan telah memproduksi film cerita antara lain "Langkah Langkah Dipersimpangan" dan "K.K. 17". Ia juga sudah pernah melakukan penyutradaraan, antara lain "Selamat Tinggal Kekasih" (1972).Pada tahun 1971 ia pernah menjadi Produser Pelaksana film "Lewat Tengah Malam". Di luar film Ismed pernah menjadi wartawan beberapa majalah dan harian Ibukota (1955 - 1958). Terakhir Ismed menjadi Staff Direksi pada Allied Film of Indonesia Ltd.

Sumber: Apa Siapa Orang Film Indonesia 1926-1978. Disusun oleh Sinematek Indonesia. (Jakarta : Yayasan Artis Film dan Sinematek Indonesia, 1979)