Lahir di Solo. Pendidikan: Sekolah Menengah (selesai 1932), kursus Tata Buku dan Administrasi (selesai 1932), kursus tertulis Arsitektur PENA (dari Negeri Belanda, selesai 1934), kursus Tertulis Sinematografi (dari Swiss, 1936-1939 selesai), berbagai studi sinematografi di Koln, Paris dan London atas biaya UNESCO (1950), studi pertelevisian di Amerika, Kanada dan Eropa Barat (1961). Dia membina karirnya mulai sebagai juru foto dalam tahun 1934 pada studio foto "Indonesia". Lalu menjadi wartawan/koresponden foto dan film untuk berbagai media di dalam dan luar negeri, diantaranya untuk majalah "Life" sampai pecahnya perang Pasifik.
Dalam berbagai kegiatan itu, lahirlah film pertamanya De Solosche Cultuur dalam tahun 1937. Film dokumenter produksi "Universal Pictures Corp" (Amerika) ini disutradarai, dikamerai dan dieditnya sendiri. Tahun 1941 dia bekerja pada "Multi film" sebagai pembantu juru kamera sampai awal 1942 saat kedatangan Jepang. Dalam masa Jepang Multifilm dijadikan "Nippon Eiga Sha" dan semua karyawan Indonesia dijadikan pegawainya. Soetarto diangkat menjadi juru kamera dan Kepala Karyawan Indonesia. Sehabis proklamasi Kemerdekaan, para karyawan Indonesia di Nippon Eiga Sha mendirikan BFI (Berita Film Indonesia) yang diketuai Soetarto.
Pada tanggal 6 Oktober 1945 Jepang resmi menyerahkan Nippon Eiga Sha kepada Indonesia (BFI) melalui Soetarto.Dalam masa Perang Kemerdekaan BFI berpindah-pindah tempat di sekitar Yogja dan Solo. Dalam periode ini Soetarto banyak merekam peristiwa-peristiwa bersejarah Indonesia bersama Juru Kamera Sutan Nazar dan Soeharto (adiknya). Menjelang akhir 1949, Soetarto ikut delegasi Indonesia ke KMB (Konperensi Meja Bundar). Sehabis konperensi itu dia mendapat beasiswa UNESCO untuk belajar sinematografi di berbagai kota Eropa Barat. Pada waktu itu dia sempat menjadi peninjau dan anggota juri Festival Film Cannes 1950. Akhir 1950 Soetarto kembali ke Indonesia dan kemudian ditempatkan di PFN sebagai Kepala Produksi Umum dalam tahun 1951. Awal 1956 dia diangkat menjadi Direktur PFN dan setelah reorganisasi PFN menjadi kepala beberapa kedinasan dalam tahun 1957, dia diangkat menjadi Direktur Koordinator Urusan Film Kementrian Penerangan. Sesudah reorganisasi PFN kedua, dia menjabat Kepala Direktorat Perfilman Negara Deppen, sampai tahun 1964.
Dalam masa-masanya di PFN itu, banyak kegiatannya dalam pembinaan dan kegiatan perfilman Indonesia, diantaranya menjadi juri (dari Indonesia) pada berbagai Festival Film di Asia (1955-1957), juri FF Asia Afrika di Kairo (1960). Di tahun 1952 mengadakan kursus pendidikan Ahli Film Kementrian Penerangan, lalu menjadi anggota Panitia Perancang Undang-Undang Film (PPUF) di tahun 1953. Dalam tahun 1954, menjadi anggota Dewan Film Indonesia. Tahun 1958 menjadi anggota Yayasan Dana Film, tak lama kemudian merangkap sebagai Sekretaris dan anggota Film Board Kementrian Penerangan. Pada masa perintisan televisi di Indonesia, Soetarto diangkat menjadi Ketua Panitia Persiapan Televisi RI, dalam tahun 1961. Terakhir menjelang saat keluarnya dari PFN, Soetarto pun diangkat menjadi Ketua Panitia Perumusan Penetapan Presiden no. 1/ 1964.
Selepasnya dari PFN, aktifis Parindra di jaman Belanda ini diangkat menjadi Staff Ahli untuk Menteri Koordinator Perhubungan dengan Rakyat dan kemudian untuk Waperdam, bidang Lembaga-Lembaga Politik sampai tahun 1966. Setelah reorganisasi Lembaga-Lembaga Pemerintahan, Soetarto kembali ke Deppen sampai tahun 1969, ketika dia diangkat menjadi Ketua BSF mulai 1971.Jabatan ini dipegangnya sampai tahun 1973. Dalam masa pensiun Soetarto tetap menjadi Anggota Staf Penasehat Menpen, dan diawal 1977 dia diangkat menjadi Ketua Team Pendamping Konsorsium Film Import. Dalam pada itu diapun sempat menjadi Wakil Ketua Juni FF1 1974-1975 dan Ketua Juri FFI 1976.
Sumber: Apa Siapa Orang Film Indonesia 1926-1978. Disusun oleh Sinematek Indonesia. (Jakarta : Yayasan Artis Film dan Sinematek Indonesia, 1979)