Lahir di Kutoarjo. Pendidikan: MULO, Boekhouding A, ATNI. Dengan bekal ijazah Tata Buku, ia mulai kerja sebagai pegawai kehutanan, kemudian menjadi asisten boekhouder dari sebuah bioskop. Tahun 1941 mulai main film lewat Suara Berbisa, langsung memegang peranan Utama, Soekarno merupakan salah satu dari sedikit pemuda terpelajar yang bersedia main film pada sebelum perang ini. Filmnya yang lain dari masa itu adalah Mega Mendoeng (1941). Pada masa pendudukan Jepang ikut sandiwara penggemar (amatir) Maya pimpinan Usmar Ismail, kemudian sandiwara profesional Bintang Soerabaja. Tahun 1949 kembali main film, lewat Tjitra, karya Usmar Ismail. Kemudian ia banyak muncul dalam film-film buatan Perfini sejak perusahaan ini didirikan oleh Usmar dan kawan - kawan. Nama Soekarno menjadi amat terkenal sejak memainkan lakon komedi dalam Krisis (1953) dan Lagi Lagi Krisis (1954).
Sejak film Tiga Dara (1956) nama Rd. Soekarno telab berubah menjadi Rendra Karno, sesuai dengan masa itu untuk menghilangkan nama-nama feodal. Film Karno selanjutnya antara lain Sengketa (1957), Tjambuk Api (1958), Pedjoang (1960), Masa Topan dan Badai (1963). Juga Habis Gelap Terbitlah Terang (1959) dan Bajangan Diwaktu Fadjar (1962), hasil kerjasama Perfini dengan Merdeka Film Malaysia. Piala sebagai Pemain Pembantu Terbaik FFA 1963 Tokyo diraih Karno lewat permainannya dalam Bajangan Diwaktu Fadjar. Kesempatan menjadi pembantu sutradara dan pimpinan produksi diperolehnya lewat pembuatan Hutan Tantangan (1972). Dan sejak itu, di samping masih tetap main, ia juga mengambil profesi di belakang layar. Film-film lainnya Sayangilah Daku (1974), Selalu Dihatiku (1975), Mutiara (1977), Petualang Cinta (1978), dan lain-lain.
Sumber: Apa Siapa Orang Film Indonesia 1926-1978. Disusun oleh Sinematek Indonesia. (Jakarta : Yayasan Artis Film dan Sinematek Indonesia, 1979)