Lahir di Jakarta. Sudah menjadi penyanyi sejak berusia 14 tahun, yang tergabung dengan orkes keroncong Hoot Visen di Bandung. Dua tahun kemudian keluar sebagai juara keroncong. Sampai 1979, sudah mengantongi kurang lebih 190 medali emas yang diperolehnya dari berbagai pertandingan. Di saat yang hampir bersamaan dengan karirnya sebagai penyanyi, dia main dalam rombongan opera. Perkumpulan opera yang pertama diikutinya adalah Soei Bian Lian, opera Tionghoa dengan cerita klasik Tiongkok. Merasa kurang cocok, berhenti dari situ dan bekerja sebagai tukang putar proyektor pada sebuah bioskop keliling yang berpindah-pindah dari Krawang sampai ke Jakarta. Ketika itulah ia ditemukan oleh Pedro pemilik Opera Bangsawan, dan mulailah ia jadi anak wayang, sebutan untuk pemain panggung saat itu.Tahun 1920, pindah ke Opera Dardanellanya Andjar Asmara. Di sini, namanya semakin populer. Pada jaman keemasannya, ia pernah ditangkap Belanda ketika main di Padang, karena disangka Tan Malaka. Tapi di samping itu, ia juga pernah mendapat penghargaan dari orang Jepang — masa pendudukan Jepang, atas permainannya yang bagus di Jawa Timur. Keluar dari Dardanella yang diikutinya selama 19 tahun pindah ke Miss Riboet Orion. Setelah keluar lagi dari Miss Riboet, 1931 menjadi penyanyi di Bandung. Beberapa rombongan orkes yang diikutinya antara lain: Goler, NIROM, MAVRO dan lain-lain. Si Item yang jadi 'buaya keroncong' ini, pada masa jayanya pernah mendapat julukan "Douglas Fairbanks van Java'. Julukan ini terbawa-bawa terus sampai ketika ia mulai main film. Film-bawa yang pernah dibintanginya antara lain Srigala Item (1941), Si Gomar (1941), Singa Laoet (1941) dan Tengkorak Hidoep (1941). Pada masa pendudukan Jepang, ia kembali lagi jadi anak wayang dan mendirikan sendiri perkumpulan sandiwara, bersama UDJANG. Setelah merdeka, baru kembali ke film, dan main antara lain dalam Melarat Tapi Sehat (1954), Djudi (1955), Peristiwa Surabaja Gubeng (1956), Badai Selatan (1960), Honey Money and Djakarta Fair (1970), Bengawan Solo (1971), Aku Tak Berdosa (1972), Si Rano (1973), Drakula Mantu (1974), Syahdu (1975), Donat Pahlawan Pandir (1978), dan lain-lain. Sampai Fifi Young meninggal dunia (Maret 1975), terkenal sebagai 'suami' almarhumah dalam sandiwara-sandiwara Komedia Jakarta dan Senyum Jakarta di TVRI.
Sumber: Apa Siapa Orang Film Indonesia 1926-1978. Disusun oleh Sinematek Indonesia. (Jakarta : Yayasan Artis Film dan Sinematek Indonesia, 1979)