Lahir di Bukittinggi. Pendidikan: SMA, Akademi. Ketika dia memasuki dunia film tahun 1950, terdapat aktris Hollywood bernama Virginia Mayo. Yang dipanggil Nana ini lantas memendekkan Madjolabih menjadi Mayo. Namun, menurut keterangan Audie Kurwet (salah satu anak Nana Mayo), pemilihan nama Nana Mayo merupakan kependekan dari nama Johanna dan Madjolabih.
Karyawati Kementrian (Departemen) Penerangan ini main pertama kali dalam Inspektur Rachman (1950). Walau baru menonjol setelah tampil dalam Gadis Olahraga (1951) karya dr Huyung, orang Korea yang datang ke Indonesia sebagai perwira Jepang dengan nama Inatsu Heitaro. Di‘iklan’kan sebagai wanita Minang pertama (dan gadis terpelajar pula!) yang terjun ke dunia film. Pemain film sebelumnya berpendidikan tidak tinggi dan berasal dari ‘anak wayang’ (pemain sandiwara).
Pernah aktif di berbagai organisasi perempuan Indonesia seperti Persatuan Istri Wartawan Indonesia, menjadi delegasi di Konferensi Wanita se-Dunia 1963 di Moskow dan New York World Fair 1964 di Amerika Serikat. Pada 4 Maret 1951, Nana Mayo menikah dengan Kurwet Kartaadiredja yang kemudian menjabat sebagai Menteri Negara Kepala Proyek KOPELAPIP (Komando Pelaksana Proyek Industri Penerbangan) bersama Marsekal Omar Dhani (alm) dan Komodor Nurtanio (alm). Karena telah berumah tangga, Nana Mayo mengundurkan diri dari dunia film tahun 1955. Dari pernikahan tersebut, Nana memiliki empat orang anak: Audie Nuriman Kurwet, Rudy Nurhayat Kurwet, Ronnie Nurjaman Kurwet, dan Bobby Nurjaya Kurwet. Rudy Nurhayat Kurwet—biasa dipanggil Rudy Kurwet yang lahir 1956—meneruskan jejak ibunya terjun di film. Rudi mendapat penghargaan sebagai juru kamera terbaik FSI 1994, 1995 dan 1996.
Sumber: SM Ardan & Audie Nuriman Kurwet