Lahir di Aceh. Meninggal di Ujung Pandang (sekarang dikenal sebagai Makassar). Orang-orang film mengenalnya sebagai "bang Wahid", karena yang pernah ikut keliling bersama rombongan sandiwara "Ratu Asia" pimpinan Sjamsuddin Sjafe ini dikenal sebagai orang yang dapat di jadikan tempat bertanya dan dimintai nasehatnya sebagai "abang" (saudara tua). Di kalangan Seniman Senen, Wahid Chan telah diangkat sebagai Camat Senen. Dia memasuki dunia film sejak tahun 1951, dimulai dengan Budi Utama. Telah menyelesaikan lebih dari 30 buah film dengan Sanrego (1971) sebagai filmnya yang terakhir. Film-film terpenting Wahid Chan adalah Penjelundup (1952), Krisis (1953), Harimau Tjampa (1953), Puteri Dari Medan (1954), Djudi (1955), Tudjuan (1956), Sendja Indah (1957), Tugas Baru Inspektur Rachman (1960), Tudjuh Pradjurit (1962), Diambang Fadjar (1964), Matjan Kemajoran (1965) dan lain-lain. Lalu dia jatuh sakit encok yang cukup parah. Baru muncul kembali pada 1970, dimulai dengan Samiun dan Dasima, kemudian tampil lagi dalam film-film Duel (1970), Latando di Toradja (1970) dan Lisa (1971).
Sumber: Apa Siapa Orang Film Indonesia 1926-1978. Disusun oleh Sinematek Indonesia. (Jakarta : Yayasan Artis Film dan Sinematek Indonesia, 1979)