Lahir di Bandung, Meninggal di Bandung. Pendidikan: Dari HIS melanjutkan ke Mode Vaak School. Di sekolah dikenal sebagai "bintang pertunjukan". Gemar sport mulai dari menunggang kuda sampai sepak bola. Antara 1945-1947 menjadi LASWI (Laskar Wanita Indonesia) berpangkat Kapten di wilayah Bandung Utara, pimpinan Ibu Arudji Kartawinata. Kemudian bergabung dengan sektor III pimpinan Sabur. Tahun 1947 tertangkap Belanda, lalu bekerja sebagai penyiar radio Bandung. Di situ, ia banyak mencuri alat listrik yang diangkut oleh Sabur untuk tentara dihutan.
Setelah Peralihan Kedaulatan tetap jadi penyiar radio. Sementara itu, hobbynya pada sepak bola membawa dia menjadi Pembantu Bendahara PERSIB Bandung. Pada PON ke I PERSIB menjadi Juara I. Salah satu acara merayakan kemenangan ini adalah jalan-jalan ke PFN. Kemunculannya di PFN menarik perhatian sutradara Dr. Huyung yang kemudian menawarinya untuk ikut main dalam film Kenangan Masa (1951). Sebagian besar dari peranan yang kemudian dibawakannya adalah tokoh utama dari film aksi kisah 1001 malam yang menjadi wabah antara akhir 1952 sampai akhir 1954. Sebagai jagoan yang gesit melompat dan berayun serta main anggar. Namanya menghilang selewat tahun 1955. Terakhir menetap di Bandung sebagai pengajar pada salon kecantikan dan juru rias pengantin. Film-filmnya yang lain: Dewa Dewi (1952), Nachoda Harimau Lapar (1953), Adios (1954), Genangan Air Mata (1955), dll.
Sumber: Apa Siapa Orang Film Indonesia 1926-1978. Disusun oleh Sinematek Indonesia. (Jakarta : Yayasan Artis Film dan Sinematek Indonesia, 1979)