Lahir di Jakarta. Meninggal di Bogor. Pendidikan: Europese Lagere School, Koningin Wilhelmina School. Film Tantangan (1969) ternyata merupakan tantangan terakhir bagi anak Betawi keturunan ningrat ini, Rd. Ismail meninggal dunia dalam usia 65 tahun setelah menyelesaikan lebih dari 62 judul film. Kepergiannya mendapat kehormatan tulisan / tajuk rencana dari harian-harian ibukota terkemuka, Indonesia Raja, Pedoman dan Sinar Harapan. Sejak kecil sudah tertarik pada seni peran, suatu kegiatan yang tetap ditekuninya sampai akhir hayatnya. Pada tahun 1922 sudah terjun ke dunia sandiwara yang ketika itu masih disebut Opera. Kemenakan dari pahlawan nasional MH Thamrin ini, disingkirkan keluarganya karena menjadi "anak wayang". Kemudian hari ia dikenal karena perannya dalam drama berjudul Dr Samsi. Ia juga pernah ikut dalam grup sandiwara Dardanela. Ia melawat ke berbagai daerah di Indonesia sampai Singapura, Malaya, dan Muangthai (Thailand) melalui rombongan- ombongan sandiwara, diantaranya Dahlia Opera. Yang pernah sebentar jadi guru taman kanak-kanak (1931) ini mulai main film pada 1941. Dimulai dengan Noesa Penida, lalu menyusul Air Mata Iboe (1941). Di masa Pendudukan Jepang dan di jaman revolusi fisik, dia aktif bermain sandiwara. Terkenal sebagai Bang Samiun dengan pasangannya Fifi Young (sebagai Hayati) dalam lakon Nyai Dasima pada masa penjajahan Belanda. Dalam film, baru diikutinya lagi mulai 1949, dimulai dengan Harta Karun, kemudian Tjitra. Kemudian tampil dalam permainannya terbaik lewat Dosa Tak Berampun (1951). Permainan menarik lainnya diperlihatkan dalam film - film Harimau Tjampa (1953), Lewat Djam Malam (1954), Sedetik Lagi (1957), Bintang Ketjil (1963), Matjan Kemajoran (1965), dan Sembilan (1967).
Sumber: Apa Siapa Orang Film Indonesia 1926-1978. Disusun oleh Sinematek Indonesia. (Jakarta : Yayasan Artis Film dan Sinematek Indonesia, 1979)