Ia dilahirkan di desa Tinggarjaya, Kecamatan Jatilawang, Banyumas. Pendidikan formalnya hanya sampai SMAN II Purwokerto. Namun demikian, beberapa fakultas seperti ekonomi, sospol, dan kedokteran pernah dijelajahinya. Semuanya tak ada yang ditekuninya. Ahmad Tohari tidak pernah melepaskan diri dari pengalaman hidup kedesaannya yang mewarnai seluruh karya sastranya.
Dia pernah mengikuti International Fellowship Program di Iowa Writers, Amerika Serikat pada tahun 1990 dan menerima Penghargaan Penulis Asia Tenggara pada 1995.
Pada 2007 ia menerbitkan ulang Ronggeng Dukuh ParukĀ dalam bahasa Jawa-Banyumasan. Buku ini dianggap sebagai novel pertama dalam Jawa-Banyumasan. Karena usahanya ini, ia menerima Penghargaan Rancage 2007. Buku ini hanya dicetak 1.500 eksemplar dan dijual secara langsung.