Film Genre Sub Genre garapan sutradara Yosep Anggi Noen terpilih sebagai pemenang dalam kategori “Jury Award” di perhelatan Arkipel 2014. Menurut catatan dewan juri, penghargaan dalam kategori ini diberikan kepada film terbaik dengan pertimbangan berupa kesegaran serta keunikan bahasa ungkap, yang dalam tingkatan tertentu mampu mencapai kematangan personal dalam menyingkap dan mengkomunikasikan pengalaman estetis, pergulatan terhadap konten, juga penjelajahan subjektif akan teks maupun konteks dari kedua aspek tersebut ke dalam realitas terkininya.
Seperti penyelenggaraan Arkipel tahun 2013 silam, malam penghargaan yang berlangsung di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki pada hari Kamis, 18 September 2014 tersebut juga memberikan tiga buah penghargaan lain: film Avo Cortico (Grandfather Cortico, Portugal) untuk kategori “D.A. Peransi Award”, Gundah Gundala (Indonesia) untuk kategori “Forum Lenteng Award”, dan Asier ETA Biok (Asier and I, Spanyol) untuk kategori “Arkipel Award”.
Keempat film terpilih merupakan film-film yang dianggap mampu mewakili ide dan gagasan dari Arkipel, khususnya dalam tema Electoral Risk, serta dinilai berhasil mencapai tingkat eksperimentasi dan eksplorasi bahasa sesuai dengan estetika yang menjadi standar penilaian dewan juri (Hafiz Rancajale, Ronny Agustinus, Otty Widasari, dan Reinaart Vanhoe).
Sebagai catatan tambahan dewan juri, “D.A. Peransi Award” dipersembahkan untuk karya sinematik yang dinilai memiliki fokus pendekatan sosial yang istimewa, dan secara khusus kategori ini menitikberatkan perhatian kepada sutradara film dengan usia yang relatif muda. Penghargaan terbaik dalam kategori ini memang terilham dari nama David Albert Peransi (1939-1993), seorang seniman, kritikus, dan tokoh dalam dunia film dokumenter dan eksperimental di Indonesia.
“Forum Lenteng Award” merupakan kategori penghargaan di luar Kompetisi Internasional. Penghargaan ini diberikan kepada film yang dianggap paling menarik dalam sejumlah atau salah satu seginya setelah diusulkan oleh pengurus dan anggota Forum Lenteng untuk diputuskan oleh Dewan Juri. Film terpilih dalam penghargaan ini tidak hanya berasal dari sejumlah karya sinematik yang terseleksi dalam Kompetisi Internasional, namun juga dari seluruh film yang ditayangkan dalam beberapa program kuratorial selama festival berlangsung.
Sementara “Arkipel Award” diberikan kepada film terbaik secara umum. Pemenang diharapkan mengandung pencapaian artistik disertai kekuatan potensial untuk memaknai pilihan perspektif kontekstualnya, yakni menantang suatu diskursus bagi cara pandang yang sanggup menggerakkan keterlibatan emosional dan nalar penonton akan kondisi tertentu melalui sebuah film. Dengan demikian, film terbaik dipandang dapat mewakili pernyataan Arkipel akan nilai-nilai yang ditawarkan oleh dunia artistik terhadap gambaran dunia yang paradoks; di satu sisi sama-sama disepakati, namun di sisi lain menuntut untuk selalu didefinisikan secara kontinu.
Meski malam penghargaan Arkipel sudah berakhir, pameran sinema bertajuk “Jajahan Gambar Bergerak” masih akan terus berlangsung di Gedung Produksi Film Negara (PFN), Jakarta Timur, hingga tanggal 21 September 2014 mendatang.