Artikel/Berita FFD 14: Tanah Mama Terbaik

Berita Redaksi FI 15-12-2015

Tanah Mama produksi Kalyana Shira Foundation dan film pertama sutradara Asrida Elisabet meraih penghargaan terbaik untuk kategori film dokumenter panjang dalam Festival Film Dokumenter yang berlangsung 7-12 Desember 2015 di gedung Societet Taman Budaya Yogya, IFI-LIP, dan Tembi Rumah Budaya, Yogya.

Tiga juri kategori film dokumenter panjang, Debra Zimmerman (Women Make Movies), JB Kristanto (filmindonesia.or.id), dan Ronny Agustinus (Marjin Kiri), mencatat bahwa Tanah Mama. memiliki kompleksitas masalah sosial-ekonomi dan adat yang dimunculkan sedikit demi sedikit hingga pada ujungnya penonton bisa mendapat gambaran cukup utuh dan menyentuh.

Untuk kategori film dokumenter pendek, film Wasis terpilih sebagai film terbaik oleh dewan juri yang terdiri dari Chalida Uabumrungjit (Thai Film Archive), Adrian Jonathan (Cinema Poetica), dan Ifa Isfansyah (sutradara). Film ini memunculkan dialog antardua generasi yang terpisah zaman dan rezim, dan dengan berani membawa subjeknya ke publik yang tidak lagi mengenal nilai-nilai yang dipercayai si subjek. Pertemuan ini tertangkap dan terangkai dengan apik dalam film.

Dalam kategori dokumenter pelajar, dewan juri Park Hye-mi (DMZ Doc), BW Purbanegara (sutradara), St Kartono (Akademisi) memilih Korban Bendung Manganti sebagai film terbaik. Film ini memunculkan unsur politis dalam perspektif yang menarik. Potret ketidakadilan tidak melulu digunakan untuk mengeksploitasi korban sebagai korban, tetapi juga menampakkan optimisme lewat subjek yang mampu melihat peluang untuk tetap hidup. Keseluruhannya didukung dengan visual yang kuat yang memudahkan penikmat film dalam mencerna film ini.

Selama enam hari FFD yang ke 14 tahun ini mengambil tema Re-defining mengadakan serangkaian acara tentang dunia film dokumenter. Maksud tema itu: sebuah refleksi bersama, baik para penonton, filmmaker dan sineas-sineas film Indonesia lainnya. Rangkaian kegiatan berupa pemutaran film, seminar, Schooldoc, pameran apresiasi seni, dan program Masterclass. Rangkaian acara digelar di Taman Budaya Yogyakarta, IFI-LIP Yogyakarta, dan Tembi Rumah Budaya.

Program kompetisi FFD mencatat jumlah film peserta terbanyak sepanjang 14 tahun sejarahnya. Sejumlah 133 film terdaftar tahun ini: 11 film dokumenter kategori panjang, 96 film dokumenter pendek, dan 26 film dokumenter pelajar. Lewati proses penjurian madya oleh dewan juri FFD, 14 film lolos dari ketiga kategori: tiga film dokumenter panjang, enam film dokumenter pendek, dan lima film dokumenter pelajar. Film-film tersebut berasal dari enam provinsi: DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Nangroe Aceh Darussalam. Ke-14 film finalis ini kemudian dipertimbangkan oleh dewan juri akhir pada 7-9 Desember 2015 untuk menentukan yang terbaik dari tiap kategori.