Sinema Indonesia semakin diperhitungkan di forum-forum internasional. Dalam gelaran ke-25 Tokyo International Film Festival (TIFF), 20-28 Oktober mendatang. Film Riri Riza terbaru Atambua 390 C, terpilih sebagai salah satu peserta kompetisi utama festival ini. Kecuali itu, akan diadakan progran khusus Indonesian Express sebagai bagian dari seksi Winds of Asia-Middle East.
Program yang didukung The Japan Foundation itu memutar enam film karya tiga sutradara papan atas kita, yaitu Garin Nugroho, Edwin, dan Riri Riza, dilengkapi perbincangan mengenai kontribusi mereka mendorong kebangkitan film Indonesia. Enam film yang diputar dalam Indonesian Express adalah Soegija (2012), Mata Tertutup (2011), Kebun Binatang (2012), Babi Buta yang Ingin Terbang (2008), Laskar Pelangi (2008), dan Sang Pemimpi (2009).
TIFF merupakan salah satu dari duabelas festival film internasional terbesar di dunia dan tiga terbesar di Asia bersama Busan dan Hongkong International Film Festival. Tahun ini 1.332 film dari 91 negara didaftarkan namun hanya sekitar 300 film yang terpilih mengikuti kompetisi dan diputar dalam berbagai seksi. Banyak di antaranya merupakan pemutaran pertama di Asia dan dunia. Penghargaaan film terbaik kompetisi utama, Tokyo Sakura Grand Prix, antara lain pernah dimenangi oleh film Amores Perros (Alejandro Gonzales Inarritu, Meksiko), Broken Wings (Nir Bergman, Israel), dan Untouchable (Eric Toledano/Olivier Nakache, Prancis).
Tahun lalu dua film Indonesia, Khalifah(Nurman Hakim) dan The Mirror Never Lies (Kamila Andini), diputar dalam Film Panorama of Asia-Middle East bersama duabelas film lain dari tujuh negara lain. The Mirror Never Lies, yang mendapat satu piala Citra dan satu penghargaan khusus dewan juri Festival Film Indonesia 2012, kemudian meraih penghargaan special mention kompetisi Winds of Asia-Middle East serta Toyota Earth Grand Prix Award sebagai film terbaik betema lingkungan.