Mengangkat mitos dari masyarakat di pesisir pantai selatan, Maxima Pictures merilis film pertamanya di tahun 2011: Jenglot Pantai Selatan. Film ini disutradarai oleh Rizal Mantovani dan dibintangi oleh beberapa pemain debutan seperti Temmy Rahadi dan Febriyanie Ferdzilla. Mulai memproduksi film sejak tahun 2007 (seluruhnya sudah 25 film, berarti rata-rata enam film setahun), data penonton yang dirilis oleh FI menunjukan beberapa film yang diproduksi oleh Maxima Pictures berada di atas rata-rata. Pada tahun pertama produksinya Maxima sudah mengantongi sukses. Dua filmnya meraih jumlah penonton yang lumayan antara 400-500 ribu penonton.Tahun berikutnya:Tali Pocong Perawan ditonton oleh 1.082.081 orang dan berada di ranking ketiga dari 10 film terlaris di tahun 2008 Dan pada 2009-2010, satu atau dua filmnya filmnya selalu berada di deretan 10 besar. (https://filmindonesia.or.id/movie/viewers).
Produser Ody Mulya memberitahukan beberapa hal yang ia perhitungkan ketika membuat kalkulasi jumlah penonton filmnya.
“Sebenarnya melihat kemana market itu bergerak. Itu yang kita coba sesuaikan. Kita bukan bikin film idealis yang mau-maunya kita”, ungkapnya. Ia juga menjelaskan pentingnya kemasan yang baik. “So far Maxima sudah diikuti beberapa follower. Film-film yang boleh dibilang kampungan lah isunya, tetapi dikemas dengan baik. Jadi kita tidak malu memproduksi film yang seperti itu, karena memang marketnya mengarah ke sana,” jelasnya.
Ody juga mengakui bahwa ia sering sekali mendapatkan pemain bukan kelas satu. Menyiasati kondisi seperti itu maka harus dipikirkan betul apa yang diinginkan oleh penonton ketika datang ke bioskop. “Setelah kita malakukan riset kecil, ternyata banyak sekali yang kenal Miyabi dan ternyata responnya oke, ya kita follow up. Ketika orang-orang belum memikirkan ke sana, kita sudah,” katanya dengan mengambil contoh produksi Menculik Miyabi (447.453 penonton) Kondisi kekurangan pemain kelas satu itu yang membuat cerita sangat menentukan untuk Ody. Menurutnya, siapa pun pemainnya tidak akan jadi masalah, asalkan memiliki karakter yang kuat.
Judul yang mengacu kepada isu yang catchy dan sedang trend, juga harus diperhitungkan. “Dulu istilah arisan berondong adalah sesuatu yang sering dibicarakan, maka kita bikin Arisan Berondong saja. Tapi, film itu tetap memiliki pesan moral yang baik. Judul hanya sebagai pancingan saja, hingga otomatis orang akan penasaran,” jelasnya. Ini yang menyebabkan judul, seringkali menjadi ide awal pembuatan filmnya.
Dengan mempertimbangkan beberapa hal di atas, Ody membuat kalkulasi penonton filmnya. “Saya berharap dengan potensi tersebut, kita bisa mencapai misalnya 500.000 penonton. Ada beberapa produser beranggapan, saya itu sudah tidak malu-malu lagi. Meskipun beberapa film saya, seperti Air Terjun Pengantin, diikuti beberapa produser lain, ya tidak apa, karena sekali lagi, saya punya formulanya,” katanya.