Di samping pemberian Fasilitas Produksi Film Pendek, Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) bidang Kebudayaan Wiendu Nuryanti pada Kamis, 11 Oktober, juga memperkenalkan satu lagi kegiatan yang bertujuan mendorong kemajuan perfilman Indonesia, yaitu Jambore Film Pendek (JFP) 2012.
Perhelatan yang bakal digelar di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta, 21-25 November, itu juga merupakan salah satu dari dukungan Kemendikbud guna memperkuat sektor hulu dalam mata rantai film pendek di Indonesia. Sebanyak 250 penggiat film independen dari berbagai komunitas di seluruh Indonesia akan bersosialisasi, bertukar pikiran, berbagi informasi, belajar bersama, dan berkolaborasi untuk meningkatkan kemampuan membuat film-film pendek berkualitas.
Wiendu menegaskan, “Komunitas-komunitas film independen yang banyak membuat film pendek merupakan penyokong perfilman nasional ke depannya.” Karena itulah Kemendikbud menyediakan forum pembelajaran berskala nasional. Jambore ini sekaligus menyediakan ruang presentasi dan apresiasi bagi sineas-sineas muda untuk melahirkan karya-karya berbasiskan nilai budaya, kearifan lokal, dan pembangunan karakter bangsa yang lebih baik.
Dalam jumpa pers di Gedung Kemendikbud tersebut hadir penggagas kegiatan Deddy Mizwar, anggota panitia Reza Pahlevi, dan pembuat film pendek Leony VH.
Di tempat terpisah, Ketua Pelaksana JFP 2012 Aria Kusumadewa menjelaskan, 250 peserta dari berbagai komunitas tersebut dipilih berdasarkan kualitas karyanya. Sejak 24 September panitia membuka pendaftaran film fiksi pendek berdurasi 5-21 menit. “Tim Seleksi kemudian memilih 50 judul, yang baru akan diumumkan 25 Oktober mendatang, untuk mengikuti kompetisi. Sutradara ditambah empat anggota tim pembuat film yang masuk official selection itu diundang mengikuti JFP 2012,” jelasnya.
Menurut Aria, ide awalnya seluruh peserta dan panitia jambore akan berkemah. Karena akhir tahun diperkirakan sudah memasuki musim hujan, akomodasi dipindah ke Graha Wisata Pramuka. Tapi, kata Aria, seluruh kegiatan yang setiap hari berlangsung mulai pukul 07.00 sampai dengan 23.00 tetap diselenggarakan di areal bumi perkemahan.
Sebanyak 50 film pendek peserta kompetisi diputar pada 22-24 Oktober, dan pemenangnya diumumkan pada malam penutupan. Tiga kategori yang dilombakan adalah film terbaik, cerita asli terbaik, dan poster terbaik.
Guna meningkatkan keterampilan teknis peserta, diadakan pelatihan tata kamera dan cahaya oleh Arya Agni, tata suara (Satrio Budiono), dan penulisan skenario (BE Raisuli). Sementara untuk memperluas wawasan mengenai berbagai konteks makro perfilman akan digelar talkshow dan diskusi yang didahului pemutaran film.
Pemutaran Lewat Djam Malam (Usmar Ismail, 1954) menjadi pengantar diskusi bertema "Matinya Film Indonesia". Kemudian pemutaran Identitas (Aria Kusumadewa, 2009) dilanjutkan diskusi "Kebebasan Menembus Batas". Di hari berikutnya diskusi “Peran Pemerintah dalam Kemajuan Perfilman”dibuka dengan pemutaran Impian Kemarau (Ravi Bharwani, 2004).
JFP 2012 juga membuka Pasar Film di mana para peserta bisa mempresentasikan kegiatan komunitas dan karya-karya. “Meskipun pesertanya dibatasi melalui seleksi, seluruh kegiatan jambore kecuali mungkin pelatihan (workshop) terbuka untuk umum,” kata Aria.