Para penggiat dan pembuat film pendek benar-benar sedang dimanjakan oleh Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan (Kemendikbud). Direktur Pembinaan Kesenian dan Perfilman Kemdikbud Sulistyo Tirtokusumo, Jumat, 19 Oktober, meluncurkan lagi dua program pendukungan, pembinaan, dan pengembangan film pendek. Masing-masing berupa insentif kegiatan di dalam negeri dan di luar negeri, yang keseluruhannya bernilai miliaran rupiah.
Mempertegas sejumlah pernyataan Wamendikbud bidang Kebudayaan Wiendu Nuryanti sebelumnya, Sulistyo mengatakan Kemendikbud akan terus mendukung komunitas-komunitas film pendek untuk membuat karya-karya yang mengandung nilai-nilai budaya, kearifan lokal, dan pembangunan karakter bangsa. Dengan itu diharapkan pada saat membuat film panjang para sineas muda tersebut akan mengutamakan nilai-nilai tersebut.
Sutradara Hanung Bramantyo yang hadir dalam jumlah pers di Graha Utama Kemendikbud itu menyatakan, "Film sangat penting bagi generasi muda bangsa ini, karena film bukan hanya hiburan, melainkan juga sudah menjadi media ekspresi dan eksistensi mereka. Saya senang Kemendikbud mendukung pembinaan dan pengembangan film, meskipun baru dimulai dengan film pendek." Ia bersedia terlibat dalam kegiatan ini karena ingin membagi manfaat film kepada anak-anak muda, terutama dalam memberikan penggambaran mengenai kehidupan bangsa dan masyarakat Indonesia.
"Selama ini boleh dibilang pemerintah tidak pernah mendukung film pendek. Karena itu begitu ada dukungan, siapa yang menerima (insentif) menjadi penting, sehingga siapa yang memilih (penerima insentif) juga penting," kata Lalu Roisamri, konsultan dan koordinator kedua program baru ini.
Dukungan di Dalam Negeri
Program ini memberikan insentif Rp 250 juta kepada sepuluh penyelenggara festival film pendek di Indonesia yang berlangsung 1 November - 4 Desember 2012. Komunitas atau penyelenggara festival yang berminat memperoleh insentif bisa mengajukan proposal melalui situs resmi program ini.
Vivian Idris, produser yang menjadi anggota tim seleksi program ini, mengharapkan, "Insentif tidak hanya diberikan kepada festival yang berada di kantung-kantung film pendek yang sudah populer. Kalau bisa di daerah-daerah baru, misalnya di Indonesia bagian timur."
Selain Vivian Idris, anggota tim seleksi lain adalah Amanda Marahimin (produser), Nauval Yazid (pemasar film), Lalu Roisamri (penggiat festival), dan Andrew Linggar (komunitas film).
Dukungan di Luar Negeri
Program ini terdiri dari tiga kegiatan, yang informasi lengkap dan aplikasi pendaftarannya bisa dilihat pada situs resmi program ini.
Pertama, dukungan bagi penggiat film pendek untuk menghadiri dan mengikuti kegiatan di festival-festival film internasional. Disediakan insentif bagi 45 orang untuk transportasi, akomodasi, konsumsi, biaya keikutsertaan di festival, dan sebagainya. "Jumlahnya tergantung kegiatan yang diikuti dan tentu saja lokasi festivalnya. Diperkiran setiap penerima membutuhkan biaya antara 250-500 US Dollar," jelas Lalu.
Kegiatan kedua, promosi dan film pendek ke luar negeri. Tim Seleksi akan memilih 200 film pendek untuk dikirim mengikuti festival-festival internasional.
Sedangkan kegiatan ketiga adalah apresiasi kepada insan film pendek Indonesia. Sebanyak 16 pembuat film pendek akan menerima insentif masing-masing Rp 50 juta.
Tim seleksi untuk ketiga kegiatan tersebut adalah Hanung Bramantyo (sutradara), Ifa Isfansyah (sutradara), Sari Mochtan (produser), Ladya Cheryl (aktris), Tito Imanda (akademisi), Varadila, dan Zakiah (komunitas film).
"Penerima proposal ketiga kegiatan ini dibuka sampai dengan 27 November," kata Lalu. Sayang memang, pemberian insentif senilai total Rp 4-5 miliar ini terkesan dilakukan terburu-buru, baik aplikasi, proses seleksi, maupun batas waktu kegiatan yang didukung.