Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata (30 Maret 2011) menyelenggarakan perayaan Hari Film Nasional ke 61 dengan tema “Melalui Film Kita Bangun Karakter Bangsa”. Pada kesempatan tersebut, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Jero Wacik menyampaikan beberapa rencana pengembangan perfilman di Indonesia:
Produksi Film
100 film adalah jumlah yang ditargetkan oleh pemerintah tahun ini. Film anak yang mengangkat semangat kepahlawanan, diharapkan mengisi layar bioskop. Menbudpar sangat mengharapkan semakin banyak produser film yang peduli dengan film-film seperti itu dan tidak mengharapkan keuntungan semata.
Bagi para pembuat film yang berencana untuk membuat film anak bertema kepahlawanan, diharapkan ikut kompetisi Lomba Penulisan Cerita Film Tentang Anak-Anak dan Tentang Kepahlawanan. “Cerita terbaik akan kita bantu anggaran produksinya,” Jero Wacik menambahkan.
Pendidikan
“Sampai saat ini, kita hanya memiliki satu buah sekolah film, Institut Kesenian Jakarta”, tegas Jero Wacik dalam pidatonya. Permasalahan kekurangan SDM yang berkualitas untuk mengisi produksi film di Indonesia ini dapat teratasi dengan rencana penambahan sekolah film, yang diharapkan dapat segera terealisasi. Bentuk penambahan masih dalam tahap diskusi. Jalan keluarnya bisa dengan memperbesar sekolah film yang sudah ada, atau dihadirkan pada institusi pendidikan seni maupun teknologi yang ada.
Masih dalam wacana pendidikan, ia juga memberitahukan adanya rencana untuk memutarkan film-film nasional untuk anak, bertema kepahlawanan yang wajib ditonton oleh para pelajar. Judul-judul film seperti Laskar Pelangi ataupun Garuda di Dadaku, diharapkannya dapat menjadi film wajib tonton bagi siswa sekolah dasar di Indonesia. Ia berharap agar rencana ini dapat segera terealisasi bekerjasama dengan Kementrian Pendidikan Nasional.
Bioskop
Jumlah 672 layar bioskop di Indonesia masih belum mencukupi, menurut Menbudpar. Ia berharap agar jajaran Pemerintah Daerah dapat melakukan strategi nyata dalam pembangunan bioskop di daerahnya masing-masing. Menbudpar membuka kemungkinan untuk mensyaratkan adanya bioskop dalam setiap perizinan pembangunan pusat belanja atau pusat hiburan di daerah. Sementara, Kemenbudpar berencana untuk mengadakan sarana putar film menggunakan kendaraan yang akan berkeliling, sehingga dapat menyentuh masyarakat yang tidak memiliki bioskop di kotanya.
Badan Perfilman Indonesia
Diakui oleh Menbudpar, pengembangan film di Indonesia cukup ramai konflik. Mulai dari permasalahan Festival Film Indonesia sampai dengan permasalahan film impor. Perombakan format SDM yang menangani FFI misalnya, sudah terjadi beberapa kali, namun menurutnya, tetap bermasalah. Sesuai dengan UU Perfilman tahun 2009, ia berharap agar masyarakat, baik dari pembuat film atau bukan, dapat berperan serta, yaitu dengan mendaftarkan diri untuk menjadi anggota dari Badan Perfilman Indonesia. “Bagi yang merasa layak untuk dapat masuk ke dalam BPI, silahkan mendaftar”, jelasnya.
Pada perayaan Hari Film Nasional tersebut Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata menyampaikan laporan penyelenggaraan beberapa kompetisi film yang diselenggarakan untuk menyambut Hari Film Nasional bekerjasama dengan lembaga lain. Penyampaian laporan dilanjutkan dengan penyerahan hadiah uang tunai kepada para pemenang Festival Film Indonesia 2010 kemarin. Perayaan Hari Film Nasional ini dihadiri oleh beberapa Anggota Dewan Perwakilan rakyat, perwakilan organisasi, dan pekerja film.