Wartawan senior yang juga sering terlibat dalam perfilman Indonesia, Rosihan Anwar (89), dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, Kamis (14/4/2011). Almarhum meninggal pagi harinya pukul 08.15. Sebelumnya alrmahum pernah dirawat di Rumah Sakit Metropolitan Medial Center, Jakarta. Rosihan menjalani operasi jantung terbuka di rumah sakit itu.
Almarhum lahir di Kubang Nan Dua, Paykumbuh. Pendidikan yang dilaluinya: AMS-A Westers Klassieke Afdeling, Yogyakarta (1942), Yale Drama Workshop (1950), School of Journalism, Columbia University, New York (1954).
Ia memulai kariernya di suratkabar Asia Raya antara 1943-1945. Dan jadi redaksi pelaksana suratkabar Merdeka yang didirikan BM Diah, antara 1945-1946. Tahun 1947, bersama Sudjatmoko, menerbitkan mingguan Siasat sekaligus menjadi Pemimpin Redaksinya, hingga 1957. Juga mendirikan dan jadi pemimpin redaksi Pedoman, dari 1948 sampai 1961 (ditutup pemerintah). Ia menerbitkan kembali Pedoman antara 1968-1974.
Keterlibatannya dalam dunia film dimulai pada tahun 1950 ketika bersama Usmar Ismail mendirikan PT Perfini, dan main jadi figuran dalam film pertama mereka Darah dan Doa. Lalu main lagi dalam Lagi-Lagi Krisis (1955). Selain paling sering menjadi juri FFI: sembilan kali, Rosihan Anwar juga pernah menjabat Wakil Ketua Badan Pertimbangan Perfilman Nasional (BP2N), dan pada 1995-1998 Ketua Dewan Pembina PPFI.