Film pendek Aditya Ahmad, Sepatu Baru (On Stopping the Rain), mendapat penghargaan Special Mention pada Berlinale Film Festival 2014, 6-16 Februari, untuk kategori Generation Kplus. Kategori ini merupakan bagian dari program Generation, yang diselenggarakan oleh Berlinale sejak 1978 untuk memberi sootan terhadap film-film tentang anak-anak dan kaum muda. Sepatu Baru menduduki peringkat kedua setelah film Sprout (Ga-eun Yoon, Korea Utara) yang merebut Crystal Bear. Pada kompetisi itu, karya Aditya Ahmad yang menguras dana produksi sebesar Rp 7 juta ini bersaing dengan 16 film dari 15 negara lain.
Sepatu Baru merupakan karya akhir Aditya untuk menyelesaikan studinya di jurusan film Institut Kesenian Makassar. Kisahnya tentang seorang anak perempuan berusia 11 tahun (Isfira Febriana) yang tinggal di pemukiman kumuh. Ia merasa resah karena hujan tidak kunjung berhenti. Padahal keinginan untuk segera mengenakan sepatu barunya sudah tak tertahankan lagi. Maka, demi mewujudkan keinginannya, si anak perempuan memutuskan untuk menempuh tradisi kuno yang dipercaya ampun dapat menghentikan hujan: melemparkan celana dalam ke atap rumah.
Pemutaran Sepatu Baru yang berlangsung di gedung Cinemaxx 2 ternyata sukses meraup perhatian penonton. Sesi tanya jawab dengan sang sineas berlangsung seru dan penuh humor. Pasalnya, cukup banyak yang mempertanyakan soal tradisi kuno yang “asing” tersebut.
Selain Aditya Ahmad di kompetisi film pendek tentang anak, Indonesia turut diwakili oleh Yosep Anggi Noen, Dwi Sujanti Nugraheni, dan Bayu Prihantoro pada Berlinale kali ini. Ketiga sineas yang berbasis di Yogyakarta itu lolos seleksi sebagai partisipan Berlinale Talents, program studi enam hari selama festival untuk pekerja dan pegiat film dari seluruh dunia. Yosep Anggi Noen mendaftar sebagai sutradara, Dwi Sujanti Nugraheni sebagai sutradara dan produser, sementara Bayu Prihantoro sebagai sinematografer dan produser.