"Dari bahasa yang ada di Asia, menurut saya yang sulit dan menarik adalah Bahasa Mandarin. Banyaknya pemain warga negara keturunan di Indonesia, kita coba terapkan di Xia Aimei ini," ujar Alyandra tentang Xia Aimei, filmnya yang mengambil latar belakang budaya Cina. "Ada empat orang yang kami calonkan untuk tokoh Aimei. Semuanya tidak bisa berbahasa Mandarin. Kriteria akhirnya kita sempitkan menjadi pengucapan bahasa Mandarin dan gestur. Dari dua syarat itu, yang cocok Franda," lanjut Alyandra. Sempat bentrok dengan jadwal Franda lainnya, akhirnya syuting pun dijalankan setelah beberapa penyesuaian.
"Awalnya saya seringkali menyutradarai video klip dari artis-artis Falcon. Kemudian oleh produser, diminta untuk memberikan sinopsis yang nantinya akan mereka produksi. Dari tiga buah skenario, Xia Aimei yang terpilih," kata Alyandra. Ditanya mengenai issue human trafficking yang ditawarkan di film ini. Alyandra menjawab, "Permasalahan human trafficking tidak dibahas secara detail, tokoh Aimei memang korban human trafficking yang dicoba diselamatkan. Ini perjuangan dari seseorang yang mempertahankan harga dirinya."
Dijelaskan oleh Alyandra, skenario film ini digarap dalam waktu sebulan dan berkembang dalam enam draft. Meskipun harus berjalan bersamaan dengan pengembangan skenario, setelah 2,5 bulan masa persiapan, akhirnya produksi dimulai. Syuting berjalan 11 hari di Jakarta dan 2 hari di Yang Shuo yang marupakan bagian dari daerah Guangxi, Cina.
"Saya sudah beberapa kali bekerja dengan Oman. Dua videoklipnya saya yang sutradarai," kata Alyandra tentang Norman Kamaru, selebriti baru yang dikenal masyarakat lewat Youtube. "Sedikit banyak saya tahu dia bisa akting, dia juga pernah bermain di FTV. Jadi secara pengadeganan sepertinya dia tidak terlalu kaku untuk mengikuti arahan saya. Lagipula menurut saya cocok dengan latar belakang karakter yang ia mainkan sebagai intel imigrasi," jelas Alyandra.
Baca juga: