"Berbeda dengan lima tahun lalu, ketika saya selalu sinis melihat permasalahan sekitar, kini saya ada di tahapan ingin tertawa meski itu menyakitkan," jelas Aria pada konferensi pers yang digelar usai pemutaran Kentut, film terbarunya. Menertawakan diri sendiri, menurut Aria, adalah bagian dari belajar untuk telanjang dengan diri sendiri dan menyadari bahwa sesuatu itu tidak hitam-putih. Aria juga menambahkan, "Selama ini kesannya saya tidak pernah membuat film yang dapat dinikmati oleh masyarakat. Lewat Kentut saya ingin memenuhi elemen komersil tanpa merusak film itu sendiri."
Kentut yang awalnya berjudul Tuhan Beri Aku Kentut, merupakan produksi dari Citra Sinema yang tayang mulai 1 Juni 2011. Skenario film Kentut, menurut Aria, sudah ditawarkan kepada pihak rumah produksi sejak tahun 2007. Aria menguraikan, "Film ini awalnya terdiri tiga sekuel. Keputusan untuk menjadikan tiga film terpisah atas pertimbangan penonton di Indonesia yang belum terbiasa dengan hal tersebut.” Bagian pertama dari sekuel tersebut adalah Identitas, yang telah diproduksi oleh pada tahun 2009.
Diakui oleh Aria, film keduanya yang beredar di bioskop ini melalui proses cukup berat. "Kurang lebih ada 46 tokoh yang harus saya arahkan," jelasnya. Salah satu tokoh pada film Kentut adalah Jasmera, yang diperankan oleh Deddy Mizwar. Nama Jasmera terinspirasi dari judul pidato Soekarno yang berjudul Jas Merah (Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah). Aria menjelaskan "Jasmera tanpa huruf H di belakang, ya. Jasmera sendiri adalah tokoh yang tidak hitam-putih. Kadang dia bicara tentang realita yang ada di sekitar kita. Dia tidak sepenuhnya antagonis. Sesuai dengan namanya, ia digambarkan selalu memakai jas berwarna merah, tanpa bermaksud menyindir pihak manapun."
Ketika ditanya kenapa seringkali mengambil setting rumah sakit di beberapa filmnya, Aria menjawab, "Saya lebih suka bermain di satu ruang, namun memiliki konflik yang besar. Salah satunya karena memiliki banyak karakter." Aria berjanji, Kentut adalah film terakhirnya dengan setting rumah sakit. "Pada awalnya saya benci dengan rumah sakit, karena banyak teman-teman saya yang menjadi korban dari pelayanan rumah sakit yang tidak baik, tapi sekarang ini saya rasa sudah cukup bermain dengan setting rumah sakit," tambahnya.