Bagi Ikang Fawzi setiap karakter dalam film yang dibintanginya adalah hal yang sangat penting. Karena itu, Ikang tidak mau sembarangan memerankan sosok yang diperankannya. Hal ini pun dilakukan ketika menjadi kyai besar dalam film Negeri 5 Menara. Aktor berusia 52 tahun itu pun sempat tinggal di Pondok Pesantren Gontor untuk mendalami kehidupan di sana. "Sebelum syuting saya sempat satu bulan di sana. Saya mempelajari bagaimana kehidupan para Kyai dan anak-anak santri di pesantren. Saya ngobrol dengan mereka agar karakter saya keluar," kenang Ikang Fawzi.
Tidak mudah bagi Ikang memerankan sosok Kyai Rais di Negeri 5 Menara. Apalagi film arahan Affandi Abdul Rahman itu diangkat dari sebuah novel laris. "Pertama tantangannya novel ini sudah terkenal. Semua orang tahu. Para santri ini sudah tahu tipologi para kyainya. Jadi saya harus minta izin dulu ke mereka. Saya nanti akan seperti ini. Kedua, di novelnya tidak terlalu banyak informasi tentang Kyai Rais. Tapi dia (Kyai Rais) menjadi titik filosofi, dan yang bisa mengkomunikasikan dengan tepat adalah dia," jelas Ikang.
Salah satu adegan yang menurutnya menuntut konsentrasi tinggi adalah saat Ikang harus berceramah di depan ribuan santri. Di situ dirinya dituntut untuk tampil tanpa cela. "Untuk adegan itu saya harus latihan di kamar maupun di kaca, karena saya akan memberi semua nasehat itu di depan para santri asli. Jadi kalau sampai salah, mereka bisa anggap saya nggak mampu. Bayangkan di situ ada ribuan santri dan mereka bukan figuran," tambah Ikang.
Negeri 5 Menara adalah film ke 19-nya. Lewat film ini juga dirinya mengaku banyak mendapat banyak pelajaran penting dalam hidupnya. "Dapat peran seperti ini bukan hanya suatu pekerjaan. Saya dapat banyak hal tentang kehidupan pesantren. Urusan seni musik yang saya pikir haram justru di sana begitu terbuka. Mudah-mudahan film ini bisa memberikan pencerahan buat siapa pun yang menontonnya," ujar Ikang.