”Awalnya Batavia Picture menginginkan film horor. Tapi karena genre itu masih asing bagi saya dan Ifa (, penulis skenario), kami menawarkan film drama dengan latar belakang dunia dangdut. Cerita Cewek Saweran yang kita sodorkan,” cerita Eddie Cahyono, sutradara. Film ini adalah film cerita panjang pertamanya. Lucki Lukman Hakim, produser, menurut Eddie, sangat antusias dengan usulan tersebut dan setuju untuk memproduksinya.
Cewek Saweran sendiri bercerita tentang perjalanan Ayu, biduan muda dari desa pinggiran kota Yogyakarta yang ingin menjadi biduan dangdut terkenal di Yogya. “Cerita ini bukan cerita dengan keinginan besar atau cita-cita besar. Walaupun bercita-cita menjadi penyanyi dangdut terkenal, namun jalan yang di tempuh Ayu tidak instant. Menjadi terkenal di tingkat lokal, kira-kira begitulah. Di film ini saya menawarkan sebuah drama dengan bumbu cinta, komedi dan musik,” kata Eddie.
Ditanyakan mengenai judul yang cukup ‘mengundang’, Eddie menjelaskan, “Awalnya cerita ini aku beri judul Mari Berjoget, namun pihak Batavia merasa judul itu tidak menjual, maka dipilihlah Cewek Saweran. Kenapa aku setuju, karena realita yang terjadi adalah banyak penyanyi dangdut, mengharapkan uang lebih karena di‘sawer’ dan menurutku masih masuk akal dalam cerita. Di cerita ini pun Ayu berharap dari hasil sawerannya untuk bertahan hidup,” jelas Eddie.
Hal yang paling mengganjal bagi Eddie adalah poster film, yang menggambarkan tampak belakang tubuh perempuan, memakai hotpants dan kemben.“ Keputusan itu ada pada produser. Alasannya standar: jualan. Sampai saat ini saya masih nggak rela! Karena gambar itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan cerita film. Dan menurut saya nggak masuk akal,” kata Eddie.
Untuk pemilihan kru inti, Eddie menjelaskan bahwa ia mendapatkan kuasa penuh untuk memilihnya. “Awalnya saya berpikir untuk menggunakan kru dari Yogya semua, namun setelah berdiskusi dengan Ifa, kita memutuskan untuk mencampur kru dari Jakarta dan Yogya. Ada mas Kiki (Khikmawan Santosa), sebagai sound designer dan Opay (Aufa R Triangga), sebagai sound recordist. Mereka antusias membantu proyek ini.”
Film Cewek Saweran juga didukung oleh seniman-seniman ternama dari Yogya, antara lain: Djaduk Ferianto dan Marwoto, juga Landung Simatupang. Diakui oleh Eddie keberadaan mereka, merupakan satu jaminan bahwa film ini memang bukan film vulgar, seperti yang tampak dari luar. “Mereka, tentu saja, sudah membaca naskah sebelumnya dan percaya bahwa kita akan membuat sebuah ‘karya’ bukan asal bikin. Mereka kita minta bantuan sebagai sesama seniman di Yogya. Alhamdulillah, dengan senang hati mereka mau membantu kami. Bagi saya, mereka adalah nama-nama jaminan, kepercayaan yang mereka berikan tentu saja tidak kami sia-siakan,” tambah Eddie.