"Awalnya sempat bimbang, karena di film ini peran saya menjadi ibu dari empat anak. Setelah beberapa kali menangis karena membaca skenario dan berdiskusi dengan suami tercinta, akhirnya saya sampaikan ke Pak Parwez (produser), saya siap," ujar Nirina Zubir tentang film barunya Hafalan Shalat Delisa. Pada film, dengan latar belakang bencana tsunami Aceh 2004 ini, Nirina berperan menjadi Ummi Salamah, seorang ibu dari 4 anak, di antaranya Delisa, tokoh sentral film ini. "Lengkaplah, tahun ini saya tiga film dengan Starvision," tambah Nirina. Sebelumnya lewat rumah produksi yang sama, Nirina bermain dalam Purple Love dan Get Married 3.
Chand Parwez juga sempat ragu ketika menawarkan film ini untuk Nirina. "Saya bilang sama Na, saya mau tawarkan peran buat kamu, tapi jangan marah ya, karena tokohnya ibu yang memiliki empat anak. Untungnya Na akhirnya setuju dan ternyata pilihan saya tidak salah," ungkap Parwez. Nirina sendiri mengungkapkan kekagumannya pada sutradara Soni Gaokasak. "Lokasi yang bisa dibilang perawan membuat kita tidak bisa mendapatkan fasilitas-fasilitas yang biasanya mudah. Belum lagi pemainnya ada empat anak, yang sebagian besar bermain film untuk pertama kalinya. Untungnya sutradara dan timnya sabar menangani hal ini, sehingga mood para pemain, terutama anak-anak ini, bisa tertata dengan baik, dan semuanya dilalui dengan menyenangkan."
"Saya sempat mengira akan shooting di Aceh, setelah membaca skenarionya saya khawatir, bukankah akan mengorek luka masyarakat Aceh, apabila kita mengkonstruksi kondisi Aceh pasca tsunami, tapi ternyata hal ini sudah dipikirkan oleh tim produksi. Itu kenapa kita memilih untuk shooting di daerah Ujung Genteng, Jawa Barat," jelas Nirina. "Sempat merasa kelelahan, bayangkan perjalanan Jakarta - Ujung Genteng saja memakan waktu delapan jam. Setelah saya mengobrol dengan Ryan (Geppeto), yang membuat efek CGI (Computer Generated Imagery) untuk film ini, saya jadi kagum dengan film ini," cerita Nirina. "Dari Ryan saya juga melihat beberapa hasil CGI. Salah satunya ada kapal induk yang digunakan oleh para sukarelawan tentara UN, sebelum berangkat ke Aceh, saat itu saya sadar bahwa film ini akan besar sekali," tambahnya.